Namun yang menarik tentu saja soal bagaimana kita harus merencanakan pensiun sejak dini. Ternyata dalam masalah yang satu ini masih banyak orang yang lalai. Menyiapkan masa pensiun sering dianggap sebagai hal yang bisa ditunda, padahal justru harus menjadi prioritas sejak awal karier.
Siapkan dana pensiun? Ah nanti saja kan masih jauh, sekarang masih muda kok harus mikirin dana pensiun. Banyak orang menganggap pensiun sebagai masa tua yang masih jauh di depan, sehingga kerap menunda menyiapkan dana pensiun. Padahal, menyiapkan pensiun lebih awal memiliki banyak keuntungan finansial dan psikologis.
Sewaktu seorang teman bekerja sebagai agen asuransi dan menawarkan Dana Pensiun sebagai produknya, selalu saja argumentasi yang membantahnya ya soal usia masih muda, masih bisa nanti. Intinya belum penting-penting amat menjadi solusi keuangan.
Padahal kalau kita cermati dengan bijak, semakin muda kita menyiapkan dana pensiun melalui berbagai skema, akan banyak keuntungan yang bisa kita dapat.
Pertama; Efek Bunga Berbunga. Ini adalah sesuatu yang jamak, namun juga sesuatu yang membuat banyak orang menganggap remeh. padahal semakin dini seseorang mulai menabung untuk pensiun, semakin besar hasil akhirnya karena efek bunga berbunga. Misalnya, seseorang yang menabung Rp1 juta per bulan sejak usia 25 tahun akan memiliki dana pensiun yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang mulai menabung jumlah yang sama pada usia 35 tahun.
Kalau dalam asuransi, selain risiko karena jenis penyakit tertentu, usia juga mempengaruhi besaran premi atau perolehan saat kita membeli sebuah produk.
Kedua ; Beban Lebih Ringan. Tentu saja karena pengaruh rentang usia kita. Jika kita memulai lebih awal, jumlah yang perlu disisihkan tiap bulan akan lebih kecil dibandingkan dengan jika dimulai mendekati usia pensiun. Ini memberikan fleksibilitas lebih dalam pengelolaan keuangan bulanan.
Ketiga; Mengantisipasi Perubahan Sosial dan Ekonomi. Untuk manfaat yang ketiga akan terasa buktinya saat sekarang ini. Saat ekonomi memburuk dan tidak bersahabat dengan kita sehingga sebagian kita memilih "memakan tabungan" dengan bertahan hidup. Dalam sistem pensiun tradisional, seperti jaminan pensiun dari pemerintah atau perusahaan, kini mulai berkurang efektivitasnya karena faktor ekonomi dan demografi. Oleh karena itu, individu perlu lebih mandiri dalam merancang dana pensiunnya sendiri.
Sebenarnya kita tidak hanya harus melek keuangan, tapi juga harus cerdas dan cerdik mengelolanya. Faktor keempat; Kesehatan Finansial dan Mental. Artinya saat menghabiskan masa tua harusnya sudah dipersiapkan secara finansial agar bisa memberikan ketenangan pikiran dan mengurangi stres jangka panjang. Banyak pakar psikologi keuangan menyebut bahwa perencanaan keuangan yang matang berdampak positif pada kesehatan mental. Jelas saja itu benar, paling tidak kita tak dibebani dengan pikiran soal uang saat menikmati masa tua.
Jadi Strateginya Bagaimana?
Jika kita sudah sepakat untuk mempersiapkan dana pensiun sejak dini, tentu saja kita harus memahami substansi dasarnya. Memangnya apa alasan utama kita menyiapkan dana pensiun lebih dini dengan cara menentukan tujuan pensiunnya.