Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

#KaburAjaDulu, Pengalaman dan Pembelajaran Langsung 6 Persiapan Matang Sebelum Kabur ke Jerman

19 Februari 2025   23:32 Diperbarui: 2 Maret 2025   14:31 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-liburan dan studi-ke-luar-negeri --tribunews.com

Kenyataannya banyak hal di negeri orang-Jerman yang membutuhkan adaptasi budaya dan iklim. Namun hal-hal menarik adalah juga terkait sikap dan budaya yang menurut adik justru mereka sangat peduli.

Sebuah kejadian menarik sewaktu ketinggalan barang di kereta api, padahal barang tersebut adalah kamera, namun ketika dilaporkan ke pihak KAI-nya Jerman, barang itu ternyata ditemukan oleh seorang penumpang dan dikembalikan kepada pihak kereta api. Lalu diamankan dan dalam beberapa waktu telah kembali tanpa kurang suatu apa.

Ketika kemudian membawa keluarganya kesana, ternyata pengalaman mencari rumah tinggal sangat rumit dan luar biasa. Selain harus mengajukan permohonan ketika mencari rumah tinggal, juga harus menyiapkan deposit. Itupun harus menunggu untuk waktu yang tidak sebentar untuk mendapat persetujuan.

Apalagi ketika istrinya kemudian melahirkan dan harus mencarikan rumah sakit dan dokter, semuanya tidak semudah di negara kita meskipun persiapan uangnya mencukupi sekalipun.

Win-Win Solution Pemerintah Sebagai Jalan Tengah?

Mau tidak mau Pemerintah harus mengantisipasinya dengan kebijakan yang tepat. Tidak hanya sekedar panik menyikapi fenomena brain drain ini.

Menghadapi fenomena ini, pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah yang lebih komprehensif agar bisa mengurangi "exodus" tenaga terampil dan memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi tempat yang menarik bagi para profesional muda.

Memang sangat klise sekali solusinya, mengingat akar persoalannya juga memang di ranah tersebut; mutu pendidikan, ketersediaan lapangan kerja, kompensasi tidak memadai, Kualitas Hidup dan Infrastruktur, dan Kepercayaan Terhadap Sistem Politik dan Hukum.

Salah satu cara terbaik untuk menahan potensi "brain drain" tentu dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan riset di dalam negeri. Pemerintah harus memastikan bahwa universitas-universitas Indonesia memiliki kualitas yang setara dengan universitas ternama di luar negeri.

Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan dana penelitian, memberikan insentif bagi dosen dan mahasiswa untuk melakukan inovasi, serta meningkatkan kerja sama internasional.

Terkait peluang kerja, membutuhkan peningkatan iklim bisnis, pengurangan birokrasi yang rumit, serta dukungan bagi pengusaha muda bisa membuka peluang kerja yang lebih luas di Indonesia.

Pemerintah perlu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi anak muda, terutama di sektor-sektor yang berkembang seperti teknologi, energi terbarukan, dan industri kreatif.

ruang departure domestik--sumber gambar-ekonomibisnis.com
ruang departure domestik--sumber gambar-ekonomibisnis.com

Dan sebagai daya tarik bagi diaspora yang tinggal di luar negeri, dan sekaligus menahan lagu brain drain yang terus menjadi tren, pemerintah bisa memberikan insentif yang lebih menarik, seperti program beasiswa riset, peluang berkarier di sektor-sektor strategis, atau bahkan insentif pajak bagi mereka yang memutuskan untuk kembali dan berinvestasi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun