Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengapa Anak Meniru Kekerasan Para Orang Tuanya?

9 Januari 2024   21:42 Diperbarui: 17 Januari 2024   13:38 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka bunuh diri di kalangan perempuan juga meningkat selama tiga tahun berturut-turut, meningkat 67 dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 7.135.

"Alasan bunuh diri itu pelik, melibatkan berlapis-lapis faktor, termasuk biologis, psikologis, dan lingkungan," kata Dr. Tanaka Kyoko dari Pusat Nasional untuk Kesehatan dan Pertumbuhan Anak.

Ilustrasi siswa yang tertekan di sekolah sumber gambar 3.nhk.or.jp/
Ilustrasi siswa yang tertekan di sekolah sumber gambar 3.nhk.or.jp/

Mencari Solusi, Jalan Tengah

Apa yang mungkin bisa direkomendasikan sebagai solusi, memang tidak mudah karena kasus kekerasan orang tua terhadap anak karena 2 motif; trauma masa lalu dan ekspektasi yang jomplang antara orang tua dan anak, mencerminkan kompleksitas dan beragamnya faktor yang dapat memicu kekerasan dalam keluarga. 

Beberapa solusi dan pertimbangan yang sering direkomendasikan mungkin masih dapat dipertimbangkan untuk mengatasi kasus tersebut, seperti:

Pertama; Komunikasi Terbuka.


Komunikasi menjadi kata kunci yang terlihat sederhana, namun dalam praktik keseharian kita sering terabaikan. Sang ayah perlu berkomunikasi dengan sang istri tentang perasaannya terkait beban kerja dan kebutuhan untuk bekerja sama dalam menangani tanggung jawab rumah tangga.

Ibu dan ayah perlu berbicara secara terbuka dan jujur tentang perasaan mereka, memahami satu sama lain, dan mencari solusi bersama. Mungkin ini terlihat sangat klise, namun ketika komunikasi dilakukan dengan baik, bukan tidak mungkin akan ada jalan keluar yang bisa disepakati.

Seperti para ibu yang turut bekerja membantu suami untuk mencukupi pendapatan suami yang masih kurang. Realitas yang sering kita temukan di kehidupan pedesaan, dan juga perkotaan saat ini.

Kedua; Dukungan Emosional.

Sang istri dapat memberikan dukungan emosional kepada suaminya tanpa menyalahkan, sehingga mereka dapat menemukan solusi bersama. Penting bagi keluarga untuk menciptakan lingkungan di mana setiap anggota keluarga merasa didengar dan dihargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun