Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indahnya Rempah-rempah dan Samudra, Bentangan Harum di Tanah Air

24 September 2021   00:11 Diperbarui: 26 September 2021   19:09 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikon Festival Bangsa Samudra. Sumber gambar: wangsasamudra.id

Menurut KBBI daring, salah satu definisi lingkungan adalah konfigurasi sumber daya yang tersedia bagi pengguna. 

Menyambut Hari Maritim Nasional ke 57, yang jatuh pada tanggal 23 September 2021. Aku tertarik untuk mengundang peduli  terhadap lingkungan tanah dan air, di tanah air Indonesia.

Indonesia merupakan negara yang berbentuk kepulauan. Menurut UU Perarian Indonesia 1996, ada lebih dari 16500 pulau-pulau besar dan kecil di Indonesia. Membentuk daratan yang bila dijumlahkan seluas 1919440 kilometer persegi, tersebar bagaikan permata hijau di lautan seluas  3273810 kilometer persegi.

Itulah yang pernyataan yang aku tuliskan pada karya tulis, yang aku sertakan dalam Seyembara Menulis Sedunia sebagai rangkaian dari Festival Bangsa Samudra.

Sebuah Festival yang diselanggarakan oleh Yayasan Wangsasamudra, yang didukung oleh Kemenko Bidang Maritim dan Investasi, juga oleh Kementerian  Pendidikan Kebudayaan  Riset dan Teknologi. Yang awalnya direncanakan di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi, pada tanggal 17-23 September 2021.

Tetapi akhirnya semua acara diselenggarakan secara daring, karena adanya pandemi covid-19. Walaupun begitu, Alhamdulillah  semua acara bisa terselenggara dengan lancar.  

Apakah yang Dimaksudkan dengan Lingkungan Tanah?

Pemenang Kategori Prosa. Sumber gambar diambil dari acara Simposium Jalur Rempah dan Sejarah Kemaritiman Dunia.
Pemenang Kategori Prosa. Sumber gambar diambil dari acara Simposium Jalur Rempah dan Sejarah Kemaritiman Dunia.

Dari bentuk alamnya,  Indonesia merupakan sebuah negara dengan samudra yang  lebih luas dari daratan. Karena itu sudah selayaknya, bangsa Indonesia merupakan Bangsa Samudra. 

Sebagai salah seorang dari bangsa Indonesia, timbul keinginan aku untuk mengikuti salah satu dari rangkaian acara Festival Bangsa Samudra. Maka aku mencoba berpartisipasi pada Sayembara Menulis Sedunia, yang mengambil tema "Jalur Rempah dan Sejarah Kemaritiman Dunia". 

Sayembara Menulis Sedunia terdiri dari 3 kategori, yaitu prosa, ilmiah dan sastra. Sayembara tersebut diselenggarakan pada tanggal 1 April - 17 Juli 2021. Yang pengumumannya aku baca di website wangsasamudra.id 

Juri-juri pada Sayambara Menulis Sedunia adalah 

Gusti Asnan (Sejarahwan)

Joko Pinurbo (Penyair)

Ninie Susanti Tedjosusono (Dosen Fakultas Ilmu Budaya UI)

Ganjar Harimansyah WiJaya (Penulis)

Aku membuat karya tulis dengan judul "Bangkitkan Kejayaan Rempah-rempah Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19". Alhamdulillah, dewan juri yang aku hormati memberikan tempat sebagai karya ke 10 terbaik dalam kategori prosa.

Dalam tulisanku, aku mengisahkan tentang rempah-rempah banyak manfaatnya bagi berbagai bangsa di dunia. Rempah-rempah yang tumbuh subur di Indonesia, membuat banyak bangsa-bangsa lain yang ingin mengambil rempah-rempah di Indonesia. 

Mereka datang berselimutkan berbagai semboyan,  diantaranya Gold-Glory-Gospel.  

Harumnya rempah-rempah di Indonesia menyebabkan banyak bangsa-bangsa di dunia, menggunakan samudra di Indonesia sebagai media transprotasi mencari daerah-daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia. 

Dalam karya yang aku tuliskan, lebih menitik beratkan pada kurangnya perhatian pada rempah-rempah.  Maksudnya pada lingkungan tanah, mengakibatkan tanaman rempah-rempah sekarang kurang mendapat perhatian. 

Walaupun Indonesia hingga sekarang masih merupakan penghasih cengkih dan kayu manis nomor satu, dan pala nomor dua di dunia

Dalam karya tulis, aku mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menanam rempah-rempah pada lahan sekecil apa pun yang dimiliki. 

Sehingga tanaman rempah bisa merapat hampir di seluruh Indonesia. Juga secara teratur menikmati sajian yang kaya rempah-rempah yang menaikkan imun pada masa pandemi covid-19.

Apakah yang Dimaksudkan dengan Lingkungan Air?

Sumber gambar: Youtube Perkumpulan Wangsasamudra.
Sumber gambar: Youtube Perkumpulan Wangsasamudra.

Tetapi kenyataannya bukan hanya sumber daya  rempah-rempah,  samudra di Indonesia juga kurang perhatian.

Dengan masuknya karya aku sebagai 10 besar kategori prosa, aku mendapat undangan mengikuti  Simposium Jalur Rempah dan Sejarah Kemaritiman Dunia. 


Simposium tersebut diselenggarakan secara zoom, sebagai bagian dari Festival Bangsa Samudra. Hadir dalam zoom tersebut Yayasan Wangsasamudra, BPCB Jambi, Bapak Andreas dari Kemenko Maritim dan Investasi, para juri Sayembara menlis Sedunia, Yayasan Negeri Rempah, Komunutas pulaupulau.id, Perhimpunan Masyarakat Etnobiologi dan para undangan yang karyanya masuk nominasi.

Dalam simposium tersebut sekalian diumumkan semua 10 besar karya, dari masing-masing kategori. Dan dijanjikan akan dibukukan oleh BPJB Jambi. 

Sebelum pengumuman ada beberapa pembicara, yang hampir secara merata sangat sedih dengan keadaan lingkungan rempah dan samudra di Indonesia.

Bahkan Bapak Andreas dari Biro Perencanaan dan Informasi Kemenko Maritim dan Investasi, juga hanya menceritakan sejarah maritim Indonesia. 

Dan yang membuat aku merasa nelangsa, Indonesia menyebut diri tanah air. Tetapi seakan lupa memiliki Hari Maritim Nasional yang jatuh pada tanggal 23 September. 

Bapak Andreas dari Kemenko Maritim dan Investasi, mengatakan dan menunjukkan SK Hari Maritim Nasional yang dibuat pada tahun 1964,  sempat hilang dan ditemukan kembali pada tahun 2016.

  • Hari Maritim Nasional, ditetapkan dengan pidato kenegaraan Presiden RI I Ir Soekarno, pada tahun 1964.

  • Lalu pernah diperingati dengan pidato kenegaraan Presiden RI II Soeharto, pada tahun 1968.

  • Dan baru diperingati lagi dengan pidato kenegaraan Presiden RI VII Jokowi, pada tahun 2021.

Kata bapak Andreas juga, negara yang memiliki pendidikan Teknik Kelautan Tropis terbaik adalah Jerman. Sedangkan negara Jerman tak memiliki laut. Lautan di Indonesia yang digunakan sebagai laboratorium. 

Lalu mengapa perguruan Teknik Kelautan yang ada di Indonesia tidak memanfaatkan lautan di Indonesia, seperti yang dilakukan Jerman? Agar Indonesia juga bisa memiliki pendidikan Teknik Kelautan Tropis yang terbaik  di dunia?

Setelah mengenang kejayaan Jalur rempah dan Sejarah Kemaritiman. Marilah para sarjana teknologi pertanian dan kelautan, bangkit menjaga dan mengembangkan lingkungan tanah dan air di Indonesia. Dengan penuh keberanian seperti nenek moyang kita.

Selamat Hari Maritim Nasional ke 57.

Referensi : 1, 2

Bumi Matkita,

Bandung, 23/09/2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun