Move On seringkali diartikan sebagai kemampuan memindahkan irama dan warna hati yang telah diberikan oleh seseorang, ke irama dan warna lain. Tentunya ke irama dan warna yang seyogianya lebih indah beraneka warna.Â
Jadilah move on ... gampang-gampang susah dan susah-susah gampang.
Dunia tidak selebar daun kelor, untuk berpindah saja pasti gampang. Berpindah dari sesuatu yang buruk ke sesuatu yang baik, atau setidaknya lebik baik, itulah yang gampang. Sedangkan berpindah dari sesuatu yang sudah menjadi harapan baik, ke sesuatu yang belum menentu, atau mungkin lebih buruk, itulah yang susah.Â
Rukmi merenang-renung sambil mengotak-atik gawainya. Affandra yang duduk di depannya memperhatikan dengan senyum-senyum.
"Ada apa perempuan emas pujaanku, dari tadi otak-atik gawai?" tanya Affan yang membuat Rukmi kaget.
"Tuh pasti mikirin kapan bisa jalan-jalan ya?" kata Affan lagi.
Sejak pandemi covid-19 menerpa bumi dan membuat banyak larangan bepergian, Rukmi dan Affan memang lebih memilih lebih sering di rumah. Sebenarnya bagi Rukmi, larangan bepergian tidak terlalu mengganggu. Sebaliknya Bagi Affan yang biasanya senang gowes, menjadi sangat menderita.Â
Gowes adalah olahraga bersepeda, yang pada masa pandemi justru menjadi kegiatan yang meledak. Tapi bagi Affan malahan menyulitkan, karena enggan kalau pengin pipis harus di tempat umum. Affan merasa memasuki tempat yang bukan menjijikkan saja, tapi mengerikan sebagai sarang penularan covid-19. Inilah yang membuat susah.
Padahal dari tadi Rukmi mengotak-atik gawai bukan mikirin tidak bisa jalan-jalan, tetapi melakukan belanja daring untuk persiapan bulan Ramadhan nanti. Rukmi juga terpaksa merubah kebiasaan belanja ke pasar untuk persiapan Ramadhan.
Untungnya toko daring sekarang cukup lengkap juga. Jadi gampang-gampang saja buat Rukmi.
Sudah setahun lebih, Rukmi dan suaminya Affandra melakukan kebiasaan berbeda dengan sebelum pandemi covid-19. Move On! Semua harus bisa berganti kebiasaan. Susah atau gampang, seyogianya bisa memberi warna semua kebiasaan baru dengan indah.Â