Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keseimbangan, Merupakan Cara Paling Tepat untuk Menanggulangi Banjir

12 Januari 2021   21:49 Diperbarui: 12 Januari 2021   21:58 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir adalah akibat air yang berlebih di bumi. Datangnya air yang merupakan fenomena alam, akan selalu menuju keseimbangan. 

Fakta yang sering terjadi, musim hujan banyak air, musim kemarau sedikit air. 

Hujan yang berlebih, selain diserap bumi akan dialirkan ke sungai yang menuju lautan. Juga sumber air, akan berlimpah pada musim hujan, dan menyusut pada musim kemarau. Lalu, mengapa ada banjir?

Keseimbangan air di bumi diperoleh dengan masuk dan keluarnya air ke dalam dan ke luar bumi adalah sama. Masuknya air ke bumi bisa terjadi dengan penyerapan ke dalam tanah, mengalir ke sungai dan terus ke laut atau tertampung dalam danau. 

Kejadian masuknya air ke bumi yang terbaik, secara langsung diatur oleh alam. Tetapi dengan adanya kehidupan manusia, masuknya air ke dalam bumi kadang-kadang terganggu. 

  • Penyerapan tanah setidaknya melakukan hanya sebanyak 3 per 5 bagian bumi yang boleh didirikan bangunan, secara merata di seluruh permukaan bumi.  Jangan ada sedikit pun daerah padat penduduk, yang biasanya menjadi penyebab banjir. 

  • Penumpahan air ke sungai harus lancar, tanpa terganggu oleh bangunan di bantaran sungai. 

  • Danau untuk menampung air bisa danau alamiah atau danau buatan.

Selain menyoal pada luas bangunan, penanaman pohon pada lahan terbuka akan membantu penyerapan. Lahan gundul menyebabkan air tergelincir, jatuh sebagai banjir. Penanaman juga tidak bisa sembarangan, harus tanaman yang akarnya berpegang erat kepada bumi. Adanya suatu ikatan yang sangat  erat antara akar dan bumi. 

Dikatakan adanya kehdupan manusia yang menyebabkan keseimbangan air di bumi terganggu.  Karena itu, manusia harus ikut menjaga keseimbangan air agar tidak terjadi banjir.

Melihat datangnya air yang menggelontor deras, tentunya teknologi hidrodinamika sangat diperlukan. Tetapi sebelum teknologi diterapkan, hati masing-masing manusia dibalik teknologi tersebut juga harus dalam keseimbangan. Misalnya tidak asal membela pemerintah daerah, dan menyerang pemerintah pusat. Atau sebaliknya.

Hubungan pemeritah daerah dan pemerintah pusat harus sangat erat seperti akar dan bumi. Pemerintad daerah sebagai akar, dan pemerintah pusat sebagai bumi. 

Pada awal tahun 2021, menghadapi banjir 2021, banjir berkolaborasi dengan pandemi covid-19. Keseimbangan hati para manusia harus lebih dijaga, untuk menjaga agar tidak banjir. 

  • Penyediaan lahan penyerapan tidak boleh kurang dari 5 per 3  dari seluruh lahan yang ada, di semua daerah.

  • Apapun alasannya daerah bantaran sungai harus bersih dari bangunan, dan tidak ada kehidupan manusia.

  • Danau alami yang sudah ada harus dirawat, air bisa digunakan utuk pengairan sawah. Kadang juga digunakan sebagai tempat wisata. Daau buatan juga sebagai tempat wisata dan pembangkit tenaga listrik.

:::::

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun