Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Titian Sepi 7

23 Februari 2019   10:50 Diperbarui: 23 Februari 2019   11:00 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagian 7

Azan Zuhur menggema membuyarkan lamunanku. Rasanya sedari tadi aku duduk di kursi taman dengan novel di pangkuanku tanpa jadi membacanya. Ya, itu karena aku melamun sejak tadi.

Setelah pekerjaan rumah selesai, di hari Minggu seperti ini aku memilih menyantap novel inspiratif yang baru kubeli. Sudah seminggu bekum selesai. Padahal biasanya tiga hari saja sebuah novel habis aku kunyah isinya.

Semua itu karena tiba-tiba pengacara Nenek minta kami semua berkumpul tiga hari lalu. Apalagi jalau bukan membacakan wasiat Nenek---yang minta dibaca di tanggal 12 Desember.

Entah apa pertimbangan Nenek sehingga berpesan kepada pengacaranya untuk membacakan wasiatnya di tanggal itu. Aku pernah ingin bertanya dengan Bibi, tapi urung kulakukan. Bibi terlihat murung setelah pertemuan kemarin.

Sebelum waktu salat habis, aku bergegas meninggalkan kursi taman yang sudah mulai memanas karena sorotan mentari siang.

Di ruang tengah aku sempat melirik foto besar Nenek. Wajah berkarisma dan penyayang itu hanya sebentar aku rasakan.
Aku pernah mengira Nenek membenci Ibu juga Bapak. Mengabaikan mereka bertahun-tahun. Nyaris menutup pintu maafnya. Ternyata aku salah. Nenek sangat menyayangi Ibu. Dan aku berada di sini, pertanda Nenek peduli dengan Ibu.
"Kowe neng kene wae. Ngancani bibimu."[4]
Seperti kalimat yang tak membutuhkan jawaban apalagi alasan untuk menolaknya. Aku mematuhinya sampai Nenek menghembuskan napasnya dengan jarinya memegang erat tanganku.

Airmolek,  16.12.2018


Catatan:
[4] kamu di sini saja. Menemani bibimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun