Melupakan Bukan Berarti Menghilangkan
Melupakan seringkali terdengar seperti sebuah kelemahan-seolah kita tidak cukup kuat untuk mengingat, tidak cukup setia untuk menyimpan. Tapi seiring waktu, saya belajar bahwa melupakan juga bisa menjadi bentuk keberanian. Bukan karena kita ingin menghapus, tapi karena kita memilih untuk melepaskan.
Ada hal-hal dalam hidup yang terlalu berat untuk terus digenggam: kenangan yang menyakitkan, harapan yang tak terpenuhi, atau orang-orang yang dulu berarti namun kini tak lagi berjalan bersama. Kita diajarkan untuk bertahan, tapi jarang diajarkan cara melepaskan. Padahal, ada masa di mana bertahan justru menyakiti kita lebih dalam daripada merelakan.
Melupakan bukan berarti membuang. Ia bukan tentang berpura-pura tidak pernah terjadi, tapi tentang menerima bahwa sesuatu telah usai, bahwa tidak semua hal harus kita simpan  selamanya. Beberapa hal hadir hanya untuk sesaat, memberi pelajaran, lalu pergi. Dan tugas kita bukan menggenggam terus-menerus, tapi belajar dari apa yang pernah ada, lalu melangkah ke depan.
Saya pernah mencoba mengingat segalanya, setiap detail, setiap luka, setiap hinaan, setiap cemoohan, setiap pengabaian, setiap kata yang pernah menyakitkan. Tapi ternyata, semakin saya menggenggam, semakin sesak rasanya hidup ini. Saat itulah saya mulai memahami: ada damai yang hanya bisa ditemukan saat kita memberi izin pada diri sendiri untuk melupakan.
Dan itu bukan pengkhianatan terhadap masa lalu. Itu adalah penghormatan pada diri sendiri---bahwa kita layak untuk hidup tanpa beban yang terus-menerus kita pikul. Kita berhak untuk mengisi ruang hati dan pikiran dengan hal-hal baru yang memberi hidup, bukan yang terus-menerus melukai.
Kini, saya tak lagi takut untuk melupakan. Karena saya tahu, apa yang benar-benar penting tidak akan hilang begitu saja. Ia akan tinggal di hati, dalam bentuk yang lebih ringan, lebih damai, lebih tenang, lebih tentram. Dan sisanya? Biarlah pergi bersama waktu. Karena dalam melupakan, saya belajar berdamai. Dan dalam damai itu, saya menemukan kembali diri saya yang utuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI