Mohon tunggu...
Rindang Ayu
Rindang Ayu Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga mulai menekuni bidang sosial keagamaan

Wanita jawa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hakikat Hidup, Mencari Kebahagiaan

17 November 2018   23:05 Diperbarui: 21 November 2018   12:08 2809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila kita bertanya pada sembarang orang, 'apa yang anda inginkan dalam hidup ini?'. Bisa dipastikan bahwa jawabannya adalah 'ingin bahagia'.  Dan setiap orang bila ditanya dengan pertanyaan yang sama pasti jawabannya juga sama, kecuali orang gila. Dengan begitu maka dapat disimpulkan bahwa bahagia adalah tujuan hidup manusia.

Namun sayangnya tidak setiap manusia mengetahui hakekat kebahagiaan, dan tidak tahu bagaimana cara merengkuh kebahagiaan.

Upaya Manusia untuk Hidup Bahagia 

Kebanyakan orang mengejar kebahagiaan dengan 3 cara, yaitu harta, tahta dan popularitas.

Pertama; Harta. Sebagian besar manusia beranggapan bahwa harta merupakan modal utama untuk merengkuh kebahagiaan.  Dengan harta  mereka mengira bisa membeli apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan dalam hidup ini. Oleh karenanya mereka bekerja keras untuk menghimpun dan menimbun harta.

Apakah benar harta bisa menjamin kebahagiaan?.   Survei membuktikan bahwa banyak orang kaya yang tidak menikmati kekayaannya.  Sebagian besar kekayaannya hanya disimpan dalam bentuk tabungan, deposito, atau aset.  Kebanyakan orang kaya mengaku bahwa hidup yang mereka dijalaninya terasa biasa-biasa saja. Meski fasilitas serba ada dan semua kebutuhan terpenuhi, namun hidupnya terasa datar, hambar, jenuh dan membosankan.  Bahkan  Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman mengakhiri hidup dengan cara menabrakkan tubuhnya ke kereta api. Ini membuktikan bahwa harta (melimpah) tidak menjamin hidup bahagia.   

Kedua; Tahta atau kekuasaan. Sebagian orang beranggapan bahwa dengan tahta (kekuasaan) mereka akan dilayani, dihormati dan disegani.  Dan dengan kekuasaan mereka dapat menguasai dan memerintah banyak orang. Maka beragam cara dilakukan manusia untuk mendapatkan kekuasaan, bahkan merebutnya dengan berbagai cara.

Apakah benar dengan tahta hidup akan bahagia?.  Ternyata tidak sedikit pejabat yang mengalami stress.  Banyak persoalan dan masalah yang harus ia hadapi, seperti persaingan, pelayanan, pembangkangan, kesehatan, keluarga, dan sebagainya.  Setelah berhasil memperoleh jabatan, ia masih harus berupaya agar jabatannya tidak lepas. Dan setelah menduduki satu jabatan, ia masih menginginkan jabatan lain yang lebih tinggi, dan begitu seterusnya.  Banyak para pejabat yang mengaku hidupnya menjadi terkekang, kebebasannya terbatas, penuh aturan, formalitas. dsb.  

Buktinya Getulio Vargas, presiden Brazil yang begitu berkuasa bunuh diri dengan cara menembakan pistol ke jantungnya karena stres.  Ini membuktikan bahwa jabatan dan kekuasaan  tidak menjamin hidup bahagia.    

Ketiga; Popularitas. Sebagian orang yang lain beranggapan bahwa popularitas akan membuat mereka hidup bahagia. Karena popularitas mereka akan dikagumi, dipuja-puja dan dikenang oleh banyak orang. Maka beragam cara dilakukan orang untuk bisa menjadi popular.

Apakah benar popularitas membuat hidup bahagia?.  Ternyata banyak pasangan selebritis yang rumah tangganya hancur berantakan.  Bahkan, Michael Jackson, penyanyi terkenal dunia dari USA tewas setelah meminum obat penenang hingga overdosis. Demikian pula Marilyn Monroe, artis cantik dari USA juga tewas akibat kebanyakan mengkonsumsi obat anti depresi.       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun