Mohon tunggu...
Roro Asyu
Roro Asyu Mohon Tunggu... Freelancer - #IndonesiaLebihLemu

suka makan, suka nulis, suka baca, tidak suka sandal basah www.rinatrilestari.wordpress.com www.wongedansby.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Panggil Aku Gondrong!

15 September 2010   01:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:14 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Liat Selly nggak?" tanyanya begitu sadar Selly sudah tidak terlihat.

"Kayaknya pulang tuh. Tadi aku liat dia jalan keluar kampus."

Tak ingin membuang waktu Dimas langsung berlari. Tak lama dia melihat Selly sedang berjalan sendirian, pulang. Jalanan begitu padat siang ini. Hampir saja Selly berteriak ketika tiba-tiba seseorang meraih tangannya. Tapi kemudian dia diam. Dimas mengangkat satu tangannya, memberi tanda agar kendaraan yang lewat memberi kesempatan untuk menyeberang.

Kalau kamu bisa semanis ini kan enak. Aku tahu sebenarnya kamu baik tapi tingkahmu sering menyebalkan.  Gondrong itu kan buat cowok. Cewek seperti aku kan biasa berambut panjang, nggak berarti gondrong kan? Tahu gini dari dulu-dulu aja aku ngambek. Selly tertawa dalam hati. Jalan raya dua jalur yang tidak lebih dari sepuluh meter itu terasa begitu panjang, sepanjang lamunannya. Tak terasa bibirnya mulai menggumbar senyum.

"Sudah sampai," kata Dimas.

Selly masih tersenyum. Dimas memandangi gadis di sampingnya itu.

"Mau sampai kapan gandengan tangan?"

Selly tersentak. Buru-buru dilepaskannya tangan Dimas. Wajahnya langsung memerah. Tak ingin terus malu dia pun segera membalikkan badan dan mulai berjalan. Dalam hati dia memaki kebodohannya tapi rasa senangnya tak bisa dihentikan begitu saja. Sekarang dia bebas tersenyum karena Dimas tak melihatnya. Trimakasih Mas, kamu manis sekali hari ini, katanya dalam hati.

"Eh ndrong, ntar malem aku ke kos. Kamu nggak keluar kan?"

Seolah musim yang harus berganti, meski Selly tak mengira akan secepat ini, lamunan indahnya langsung gugur. Dihentikan langkahnya.

"Ndrong?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun