Mohon tunggu...
Rina Sutomo
Rina Sutomo Mohon Tunggu... Berfantasi ^^ -

Hening dan Bahagia menyatu dalam buncahan abjad untuk ditorehkan sebagai "MAKNA"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hapus Saja Google dan YouTube, Jika...

6 Juli 2016   14:25 Diperbarui: 6 Juli 2016   15:06 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Google mau dihapus? Yang suka searching tugas kampus dan klik copy paste sedang dirundung kecemasan.

YouTube bakal dihapus? Giliran para Youtuber mereka dibarisan paling depan sudah siap angkat senjata.

Lalu aku?

Aku hanya ingin menulis di sini.

Pertama, jika dia tumbuh bermoral (kata kebanyakan orang) bukan Google yang mendidiknya. Ibu, bapak, keluarga, dan guru yang selalu mendidiknya sampai dia tumbuh dewasa. Sepuluh mahasiswa searching untuk copy paste tugas, dua puluh pelajar searching untuk mencari informasi kampus unggulan, tiga puluh orang lainnya searching untuk belajar bisnis, empat puluh orang lainnya sedang dalam proses belajar Bahasa Inggris. Sisanya, pencari situs di Google bukan hanya pengangguran tapi dari banyak kalangan. Google tak pernah merusak moral, moral rusak karena keinginan. Di negara lain mereka bebas mengakses seputar pornografi, tapi negara mereka aman dari kasus pemerkosaan. Pendidikan mengenai sex mereka masukkan dalam pelajaran di sekolah, bukan berarti harus melakukan sex di dalam sekolah. Ada apa dengan negara kita? Semua mencoba untuk dibungkus secara rapat, tapi kenapa hanya sibuk untuk membungkus rapat? Seharusnya lebih sibuk untuk memperbaiki.

Kedua, jika saya tumbuh tak bermoral (kata para keluarga korban) bukan YouTube yang menyuruh saya. Ibu, bapak, dan lingkungan yang memberi contoh pada saya. Mungkin salah orangtua, lingkungan, atau memang saya sendiri manusia tak bermoral yang tidak berguna. YouTube tidak pernah datang ke rumah saya kecuali jika saya ingin mengaksesnya. Jika puluhan orang saya perkosa ratusan orang saya pukul sampai sekarat, di negara tetangga YouTube adalah hiburan. Ada apa dengan negara kita? Semua mencoba untuk mempermak topeng, tapi kenapa hanya sibuk mempermak topeng? Seharusnya lebih sibuk untuk berbenah diri.


Ketiga, hapus saja Google, jika memang seratus persen dari penggunanya mengakses pornografi. Tapi orang bijak lebih mempertimbangkan sebaik-baiknya manfaat.

Keempat, hapus saja YouTube, jika memang seratus persen dari video di youtube adalah kekerasan. Tapi semua orang tahu kecuali orang yang belum pernah membuka YouTube dan searching tentang video pengajian, Paskah, Nyepi, dan lain sebagainya.

Kelima, ini yang terakhir. Jika saya tak bermoral, itu karena NIAT SAYA. Jika mereka santun dan bermoral itu karena NIAT MEREKA.

Masih ingin menghapusnya? Saya rasa orang-orang di negara kita harus belajar banyak dari negara lain yang tak pernah sibuk mempermak topeng dan membungkus rapat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun