Mohon tunggu...
RINA SUGIARTI 🌹
RINA SUGIARTI 🌹 Mohon Tunggu... Guru yang belajar menulis

Belajar menulis dan membangkitkan rasa percaya diri dalam meningkatkan pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Menunggu Agustus"

25 Juni 2025   16:26 Diperbarui: 25 Juni 2025   16:26 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Menunggu Agustus"

Hari itu, udara siang terasa lebih panas dari biasanya. Lestari melihat jam tangannya---12.45 WIB. Lima belas menit lagi, UKKJ akan dimulai. Ia duduk di ruang kelas salah satu  sekolah yang disulap menjadi ruang ujian. Laptop terbuka, koneksi internet disiapkan, headset terpasang. Di luar, siswa-siswa kelas XI masih ribut di kantin dan lorong.

Tiba-tiba WhatsApp berdering.

> "Bu, nilai XI IPS 3 belum lengkap. Mohon segera ya, karena rapor mau ditarik pusat sore ini."

Lestari menarik napas panjang. Ia sudah mencoba mengisi nilainya semalam, tapi sistem e-rapor error. Kini, semua hal datang bersamaan. Nilai, UKKJ, siswa, dan... dirinya sendiri yang juga sedang kelelahan.

Jam 13.00.
Ujian dimulai.
Layar penuh dengan soal pertama---panjang, penuh narasi materi substansi , manajerial dan studi kasus dengan teks seperti koran.

Ia mulai membaca. Tapi baru soal kedua, laptopnya tiba-tiba freeze.

> "Tidak mungkin..." gumamnya. Ia mencabut charger, restart cepat, dan membuka kembali laman UKKJ.

Untungnya, sistem menyimpan jawaban sebelumnya. Tapi waktu tetap berjalan. Ia sudah kehilangan 6 menit.

Soal ke-8, ketika sedang mengetik jawaban tentang strategi pembelajaran berdiferensiasi di kelas heterogen, suara berisik dari luar masuk lewat jendela---anak-anak bermain bola di lapangan. Ia mencoba tetap fokus, tapi sulit.

Pukul 13.45, peluh mengucur dari pelipisnya. Ruangan tidak ber-AC. Soal ke-30 membahas manajemen konflik dalam lingkungan sekolah. Ironis, pikirnya, karena konflik justru sedang terjadi dalam dirinya: antara tugas sebagai guru, tekanan administratif, dan tuntutan profesionalisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun