Mohon tunggu...
Rina Salsabila
Rina Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Tidak ada yang tidak mungkin selama kita yakin

Selanjutnya

Tutup

Love

Prewed Tunangan, Budaya yang Dibentuk Generasi Millenial

21 April 2021   10:33 Diperbarui: 26 Oktober 2022   12:05 7171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto pre wedding. (Baitong333 via kompas.com) 

Tampaknya Saya tidak menemukan tujuan jelas dan maksud tertentu layaknya dalam pernikahan.yang saya tangkap Prewedding itu dilakukan untuk menghibur diri seakan-akan telah mengalami peristiwa pernikahan seperti biasanya.

Kemudian dari beberapa sumber informasi yang saya dapat langsung dari pelaku bahwa kegiatan berfoto yang ala prewedding ini dilakukan semata-mata karena keinginan mengikuti tren sekarang agar tidak ketinggalan zaman. Juga agar terlihat sedikit romantis dan keren di pandang orang lain maupun Khalayak. 

Jadi,dari informasi yang saya dapatkan tidak ada perbedaan dalam adat tunangan baik memakai dekor ataupun tidak yaitu adanya tumpeng dan balasan kepada pihak pria. Kemudian dari segi dekorasi ia mengatakan bahwa untuk tata dekor itu merangkai sendiri yang dimana ditempatkan dalam rumah dan hanya menyewa bahan dan alat saja. 

Dan untuk busana dia membelinya secara online. Dalam acara pertunangan ini kemudian dilakukan pemasangan cincin yang dihadiri pihak keluarga pria, Bapak RT atau RW, guru ngaji, dan beberapa tokoh masyarakat lainnya. 

Jadi dari susunan kegiatan atau acara dalam tunangannya tidak berbeda hanya saja ditambah pada endingnya yaitu mempelai keluarga laki-laki dan perempuan berfoto bersama di depan dekor seolah-olah seperti sedang berada dalam acara pernikahan.

Bisa disimpulkan budaya baru ini terbentuk oleh ide ide generasi hari ini yaitu para pemuda dan pemudi yang memanfaatkan adanya foto prewed ketika hendak melangsungkan pernikahan dialihkan dan dipakai dalam kegiatan lamaran yang mereka anggap boleh boleh saja dilakukan, tidak melanggar norma dan agama. 

Namun saya tidak tahu pasti Siapa orang pertama yang memiliki inisiatif seperti ini.yang dikhawatirkan ketika budaya ini menyebar luas hanya akan merusak etika dan menyebabkan hal2 yang tidak seharusnya dilakukan sebelum dilansungkan akad nikah. 

Yang pada hakekatnya Prewedding sebuah pernikahan saja para ulama masih mempertimbangkan kebolehan dengan beberapa syarat tertentu yang harus dihindari serta adanya udzur yang juga dianggap perlu dalam acara pernikahan. 

Sedangkan tunangan hanyalah sebuah ikatan yang bersifat tidak pasti dan hanya menjadi momentum penyampaian cinta dua insan dengan adanya cincin yang kapan saja bisa dibatalkan.

Menurut saya, alangkah baiknya jika memang menginginkan foto ala prewedding seperti itu dilakukan ketika hendak melangsungkan pernikahan, karena pastinya setiap orang berbeda pandangan dalam menilai hal-hal seperti itu, ada yang membolehkan dan ada pula yang mengharamkan.

Kesimpulannya kembali kepada diri kita sendiri bagaimana kita lebih bijaksana dalam menanggapi suatu budaya baru dan kegiatan 2 baru yang akan terjadi kedepannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun