Mohon tunggu...
Rina N
Rina N Mohon Tunggu... Pengawas/pendamping Satuan Pendidikan

Terdapat 4 tahapan dalam menjalankan peran pendampingan. Pertama, melakukan perencanaan pendampingan. Kedua, melakukan pendampingan terhadap perencanaan program satuan pendidikan. Ketiga, melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan program satuan pendidikan. Keempat, melakukan pelaporan pendampingan. Untuk menjalankan tahapan-tahapan tersebut, pengawas sekolah tentunya mesti memiliki pengetahuan lengkap tentang bagaimana melakukan peran pendampingan di tingkat satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik Satuan Pendidikan. Pengawas Sekolah juga diharapkan memiliki pengetahuan lengkap tentang bagaimana melaksanakan peran Pendampingan secara optimal dengan memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki Satuan Pendidikan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Pembelajaran Multikultural Terhadap Keterampilan Berbahasa Produktif Murid Kelas IV SD

8 Mei 2025   09:44 Diperbarui: 8 Mei 2025   09:44 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dirasakan oleh berbagai pihak. Bagi pendidik, hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan baru mengenai pentingnya integrasi pembelajaran multikultural dalam kurikulum, serta strategi yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berbahasa murid. Bagi murid, pembelajaran multikultural dapat membantu mereka untuk lebih memahami dan menghargai keberagaman, sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa produktif mereka. Terakhir, bagi pengembangan kurikulum, penelitian ini dapat menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan murid dalam konteks pendidikan multikultural di Indonesia.

PEMBAHASAN

          Penelitian ini dilakukan di SDN Sukasari Kaler II Kec. Argapura Kab. Majalengka dengan fokus pada murid kelas IV. Sebelum penerapan pembelajaran multikultural, keterampilan berbahasa produktif murid diukur menggunakan tes tertulis dan lisan. Hasil awal menunjukkan bahwa 60% murid memiliki kemampuan berbahasa produktif yang cukup, dengan nilai rata-rata 65 dari 100. Setelah penerapan pembelajaran multikultural, dilakukan pengukuran ulang yang menunjukkan peningkatan signifikan, di mana 80% murid kini berada pada kategori baik, dengan nilai rata-rata mencapai 80. Peningkatan ini dapat dijelaskan dengan adanya variasi metode pembelajaran yang diterapkan, seperti penggunaan cerita rakyat dari berbagai budaya, diskusi kelompok, dan presentasi. Metode-metode ini tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa, tetapi juga memperkaya wawasan murid mengenai keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Sebagai contoh, murid yang belajar tentang budaya Hajat Buyut atau pisang apuy melalui cerita rakyat yang dikemas dalam bentuk cerpen, dapat mengungkapkan kembali cerita tersebut dengan lebih baik, baik secara lisan maupun tulisan.

          Analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran multikultural memiliki dampak positif yang signifikan terhadap keterampilan berbahasa produktif murid. Menurut Dardiri dan Supriyadi (2021), pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai multikultural tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa, tetapi juga mendorong murid untuk lebih aktif dalam berkomunikasi. Hal ini terbukti dari peningkatan partisipasi murid dalam diskusi kelas dan presentasi kelompok. Statistik menunjukkan bahwa murid yang terlibat dalam pembelajaran multikultural lebih berani untuk berbicara di depan kelas, dengan 75% murid melaporkan bahwa mereka merasa lebih percaya diri setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Selain itu, penelitian oleh Hidayati dan Rahmawati (2022) menunjukkan bahwa murid yang terpapar pada berbagai budaya cenderung memiliki kosakata yang lebih luas dan kemampuan untuk mengungkapkan ide-ide mereka dengan lebih jelas.

          Pembelajaran multikultural terbukti memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan keterampilan berbahasa produktif murid. Hal ini sejalan dengan temuan Mardiana dan Putri (2023), yang menyatakan bahwa pembelajaran yang mengedepankan nilai-nilai multikultural mampu mendorong murid untuk lebih aktif dalam berkomunikasi. Dengan mengenal berbagai budaya, murid tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga belajar cara berinteraksi dengan orang lain dari latar belakang yang berbeda.

          Pentingnya pembelajaran multikultural juga terlihat dari peningkatan motivasi murid dalam belajar bahasa. Ketika murid diajak untuk memahami dan menghargai budaya lain, mereka menjadi lebih tertarik untuk belajar bahasa sebagai alat komunikasi yang efektif. Penelitian oleh Jannah (2021) menunjukkan bahwa murid yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran multikultural menunjukkan peningkatan motivasi belajar hingga 30% dibandingkan dengan murid yang tidak mendapatkan pembelajaran tersebut.

          Beberapa faktor mempengaruhi hasil pembelajaran multikultural dalam konteks keterampilan berbahasa produktif. Pertama, kualitas pengajaran menjadi faktor kunci. Guru yang terlatih dalam pendekatan multikultural mampu menciptakan suasana belajar yang inklusif dan mendukung. Kurniawan dan Sari (2020) menekankan bahwa pelatihan guru dalam pendidikan multikultural dapat meningkatkan efektivitas pengajaran. Kedua, dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar juga berperan penting. Murid yang mendapatkan dukungan dari keluarga cenderung lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu, akses terhadap sumber belajar yang beragam, seperti buku dan media pembelajaran dari berbagai budaya, juga dapat memperkaya pengalaman belajar murid.

        Perbandingan dengan penelitian sebelumnya menunjukkan konsistensi dalam temuan bahwa pembelajaran multikultural berpengaruh positif terhadap keterampilan berbahasa produktif. Misalnya, Purwanto dan Widiastuti (2022) melaporkan bahwa murid yang mengikuti program pendidikan multikultural menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan berbicara dan menulis dibandingkan dengan murid yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan multikultural tidak hanya relevan, tetapi juga efektif dalam konteks pendidikan di Indonesia. Lebih lanjut, penelitian oleh Rahman dan Fitriani (2021) juga mendukung temuan ini dengan menunjukkan bahwa murid yang terlibat dalam pembelajaran multikultural lebih mampu beradaptasi dalam situasi sosial yang beragam, yang pada gilirannya meningkatkan keterampilan berbahasa mereka. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran multikultural merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berbahasa produktif murid di tingkat dasar.

SIMPULAN

  • Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran multikultural memiliki dampak signifikan terhadap keterampilan berbahasa produktif murid kelas IV SD. Hasil analisis menunjukkan bahwa murid yang terlibat dalam program pembelajaran multikultural menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan berbicara dan menulis mereka. Sebuah studi oleh Hidayati dan Rahmawati (2022) menemukan bahwa 75% murid melaporkan peningkatan dalam kepercayaan diri saat berbicara di depan umum setelah mengikuti pembelajaran multikultural. Selain itu, Dardiri dan Supriyadi (2021) mencatat bahwa murid yang belajar dalam lingkungan multikultural lebih mampu memahami dan menggunakan kosakata yang beragam, yang merupakan indikator penting dari keterampilan bahasa yang produktif.
  • Temuan ini memiliki implikasi yang luas bagi praktik pembelajaran di sekolah dasar. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen multikultural dalam kurikulum, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan menyenangkan. Jannah (2021) menekankan bahwa pembelajaran multikultural tidak hanya meningkatkan keterampilan bahasa, tetapi juga mendorong toleransi dan saling menghargai di antara murid. Hal ini penting dalam konteks Indonesia yang kaya akan keragaman budaya. Oleh karena itu, guru perlu merancang kegiatan pembelajaran yang mencakup berbagai budaya untuk memaksimalkan potensi keterampilan berbahasa murid.
  • Pendidik disarankan untuk lebih aktif dalam mengimplementasikan pembelajaran multikultural dalam kelas. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menyelenggarakan proyek kolaboratif yang melibatkan murid dari latar belakang budaya yang berbeda. Mardiana dan Putri (2023) menunjukkan bahwa proyek kolaboratif ini tidak hanya meningkatkan keterampilan bahasa, tetapi juga membangun kerja sama antar murid. Selain itu, pendidik perlu menyediakan sumber belajar yang mencerminkan keragaman budaya, seperti buku cerita dari berbagai etnis dan video pembelajaran yang menunjukkan budaya yang berbeda. Dengan cara ini, murid dapat lebih memahami dan menghargai perbedaan yang ada di sekitar mereka.
  • Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang berbagai metode pengajaran yang dapat diintegrasikan dengan pembelajaran multikultural. Penelitian seperti yang dilakukan oleh Purwanto dan Widiastuti (2022) dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang lebih inovatif. Selain itu, studi longitudinal yang melibatkan murid dari berbagai daerah di Indonesia dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang dampak jangka panjang dari pembelajaran multikultural terhadap keterampilan berbahasa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam bagi pendidik dan pembuat kebijakan dalam merancang kurikulum yang lebih efektif dan relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun