Banyak orang mengira rintangan terbesar memulai bisnis rumahan adalah modal. Padahal, dalam banyak kasus, justru mental memulai dan keberanian konsisten yang lebih menentukan. Saya belajar dari beberapa UMKM yang saya dampingi---bahwa modal bisa dicicil, alat bisa dipinjam, tapi keberanian mengambil keputusan hanya bisa dilatih lewat jam terbang. Modal juga tidak harus selalu dalam bentuk uang. Pengetahuan, jaringan sosial, dan kepercayaan diri adalah modal intelektual dan sosial yang seringkali justru menjadi penentu suksesnya sebuah bisnis kecil.
Bisnis yang Ingin Saya Wariskan
Ketika membayangkan bisnis rumahan impian, saya membayangkan sesuatu yang bisa diwariskan---bukan hanya kepada anak-anak saya kelak, tapi juga kepada komunitas di sekitar saya. Sebuah usaha yang tumbuh bukan hanya secara finansial, tapi juga secara sosial. Yang tidak hanya menjual, tapi juga mendidik. Tidak hanya untung, tapi juga menumbuhkan harapan. Mungkin suatu hari, bisnis rumahan impian saya adalah tempat magang bagi anak-anak SMK sekitar. Atau menjadi studi kasus di kelas kewirausahaan perguruan tinggi. Atau setidaknya, menjadi ruang aman bagi pekerja rumahan yang selama ini termarginalkan. Karena sesungguhnya, di era pasca-pandemi ini, rumah bukan lagi sekadar tempat tinggal---ia bisa menjadi pusat perubahan. Dan bisnis rumahan bukan lagi usaha kecil-kecilan, tapi cikal bakal ekonomi masa depan yang lebih manusiawi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI