Alih-alih mengekang perasaan, kita bisa belajar untuk menyadarinya. Ketika merasa berbunga-bunga karena sebuah chat, akui saja: "Aku senang, tapi belum tentu ini tanda cinta." Saat merasa kecewa karena harapan tak terwujud, katakan: "Aku kecewa, tapi aku juga belajar."
Mengelola emosi bukan berarti jadi kaku dan tak bisa jatuh cinta. Tapi ini tentang menjadi pribadi yang dewasa secara emosional---yang bisa merasakan tanpa harus tenggelam, yang bisa berharap tanpa kehilangan kendali.
PDKT adalah Proses Dua Arah
Jangan menjadikan dirimu satu-satunya yang berusaha menafsir. Komunikasi yang sehat harus terbuka dan jujur. Kalau kamu ragu, tanyakan. Kalau merasa ambigu, klarifikasi. Jangan biarkan PDKT jadi ladang asumsi yang penuh luka karena ekspektasi sepihak. Baper dan geer bukan dosa. Tapi ketika kamu sadar bahwa kamu punya kuasa untuk mengelola emosi, maka kamu juga punya kekuatan untuk tidak mudah terluka. Pada akhirnya, bukan siapa yang duluan jatuh hati yang menang. Tapi siapa yang tetap waras di tengah badai sinyal ambigu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI