Cat calling adalah sebuah keadaan dimana ada seseorang mengomentari, memberi siulan atau memperagakan gerakan - gerakan tertentu kepada orang lain yang bersifat menggoda sehingga membuat orang tersebut merasa tak nyaman atau merasa terintimidasi.Â
Jika kita mencoba untuk membedah apa yang sebenarnya melatarbelakangi kita melakukan ini, kita secara serentak akan menjawab bahwa itu adalah sebuah candaan. Padahal, secara tidak sadar kita sedang melecehkan kehormatan dari seorang perempuan.Â
Walaupun, itu dilakukan dengan tujuan bercanda, tetapi tetap saja kita luput dan tidak pernah mempertimbangkan bagaimana kondisi perasaan maupun psikis perempuan yang mendapatkan perlakuan tersebut.Â
Kita seolah merasa tahu bahwa pasti perempuan itu juga mengerti bahwa tindakan yang sedang kita lakukan itu adalah sebuah candaan.Melalui penjelasan ini, kita bisa melihat bagaimana kita masih menggunakan cara pandang kita sebagai laki - laki terhadap perempuan. Bahkan, terlihat seakan mendominasi psikis dan tubuh perempuan tersebut.
Itu baru satu contoh yang sering kita temui di kehidupan sehari - hari. Masih banyak contoh contoh lain yang secara tidak sadar kita lakukan karena kebodohan. Kebodohan adalah persoalan utama kenapa peristiwa kekerasan seksual marak terjadi di Kota Padangsidimpuan.Â
Tentu, sebab dari kebodohan ini bisa bermacam - macam seperti ketidakpedulian (apatisme) atau kemalasan.Tetapi, sepertinya sebab utama dari kebodohan ini adalah matinya kritisisme kaum intelektual di Kota Padangsidimpuan. Kaum intelektual di Kota Padangsidimpuan tidak peduli dengan kondisi kesosialan warga.Â
Kaum intelektual di Kota Padangsidimpuan seakan sibuk melakukan hal - hal yang tidak ada hubungannya dengan perbaikan kondisi kesosialan warga.Â
Bukankah, sudah seharusnya kaum intelektual yang mencoba mengurai persoalan ini. Membangun komunitas - komunitas sebagai tempat untuk mengajarkan cara berpikir kritis melalui berbagai forum diskusi yang diselenggarakan.Â
Jika hal ini dilakukan, tentu kita tidak akan menggunakan himbauan demi himbauan yang bernuansa moral maupun agama untuk menanggulangi kompleksitas persoalan kekerasan seksual ini. Â Tetapi, lagi - lagi karena ketidakmampuan kita untuk berpikir kritis, kita menggunakan himbauan- himbauan itu . Padahal cara itu sebenarnya tidak menyelesaikan akar persoalan kasus kekerasan seksual.
Disisi lain, melalui forum - forum ini, kaum intelektual bisa menyuarakan protes kepada pemerintah kota Padangsidimpuan untuk membuat kebijakan guna menyelesaikan persoalan ini. Tetapi, sialnya kesadaran kaum intelektual belum sampai pada tahap itu.
Kaum intelektual di kota Padangsidimpuan masih terjebak ambisi- ambisi jangka pendek untuk keperluan diri sendiri . Sehingga, mereka gagal untuk mengimajinasikan kehidupan bersama yang lebih baik.Â