Kebudayaan merupakan pola hidup yang dijalani bersama oleh suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan muncul karena keberadaan manusia, sebab manusialah yang menciptakan dan sekaligus menjalankan kebudayaan kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu, selama manusia masih ada, kebudayaan pun akan terus berlangsung seiring dengan perjalanan peradaban. Dalam perspektif antropologi, kebudayaan dipahami sebagai sistem kehidupan, cara hidup, serta aturan perilaku dalam suatu masyarakat. Seiring waktu, budaya masyarakat berkembang dan menciptakan ciri khas yang tercermin dalam budaya etnik. Salah satu wilayah yang memiliki kekayaan budaya etnik yang melimpah adalah Kalimantan Barat. Daerah ini memiliki tingkat keberagaman budaya yang sangat tinggi, menjadikannya salah satu provinsi yang istimewa dalam kajian etnis dan budaya di Indonesia.
Kemponan, yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai kempunan, merupakan salah satu tradisi khas dalam budaya Melayu Pontianak. Istilah ini menggambarkan sebuah kondisi psikologis dimana seseorang merasa takut atau cemas karena adanya sugesti bahwa penolakan terhadap tawaran makanan atau minuman dapat membawa musibah atau kejadian buruk. Budaya ini tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Melayu sebagai bagian dari sistem kepercayaan lokal. Jika seseorang berkeinginan untuk sekadar mencicipi sebuah hidangan namun tidak tersampainya hajat orang tersebut maka akan dikhawatirkan timbul rasa was-was dan takut terjadi sesuatu. Menurut kepercayaan masyarakat Melayu Pontianak, melanggar kemponan sangat besar resikonya.
Ada beberapa hal yang dianggap mampu mempercepat proses terjadinya kemponan dan sangat sakral untuk ditolak dan dikonsumsi. Makanan tersebut antara lain sebagai berikut:Â
a. makanan
1) Â Nasi dan Olahannya
Nasi yang berasal dari padi merupakan makanan pokok masyarakat Melayu Pontianak. Nasi merupakan makanan yang dianggap paling sakral bagi masyarakat Melayu Pontianak.
2) Â Pulut (Ketan) dan Olahannya
Pulut atau ketan merupakan dari tumbuhan keluarga padi-padian yang juga dianggap memiliki kekuatan untuk mengundang terjadinya kemponan. Hal ini karena pulut sering digunakan dalam upacara adat. Pada acara pernikahan, tak jarang masyarakat Melayu Pontianak menyajikan pulut di pokok telok sebagai satu di antara bahan hantaran pengantin.
3) Â Â Kudapan atau Camilan
Lempeng sagu merupakan salah satu kudapan yang dianggap paling sakral oleh masyarakat Melayu Pontianak. Makanan ini dibuat dari campuran tepung sagu dan kelapa parut, kemudian dipanggang dengan sedikit minyak, lalu disajikan dengan taburan gula pasir di atasnya. Lempeng sagu dikenal sebagai makanan tradisional khas dari daerah Mempawah, dan juga cukup populer di Kota Pontianak sebagai menu camilan saat sarapan, yang umumnya disantap bersama secangkir kopi.