Mohon tunggu...
Dino  Rimantho
Dino Rimantho Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati lingkungan

Penikmat kopi yang simple dan ingin berbagi pengetahuan di bidang lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Refleksi Hari Lingkungan Hidup: Di Mana Kita akan Tinggal Jika Bumi Rusak?

6 Juni 2021   06:45 Diperbarui: 6 Juni 2021   06:56 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa peringatan hari lingkungan hidup dianggap penting? Tahun ini, semua aktivitas diharapkan terkait dengan pemulihan ekosistem alam. Tahun ini, PBB ingin setiap negara berkomitmen untuk merubah praktik-praktik  tanpa mencemari kota, pantai, dan hutan. Jika kita mampu mengembalikan beberapa potensi lingkungan yang hilang, kita akan mampu mencegah jutaan orang jatuh ke dalam perangkap kelaparan, pengungsian, dan penyakit.

Tahun ini, PBB juga akan meluncurkan 'UN Decade on Ecosystem Restoration'. Hal ini merupakan sebuah rencana 10 tahun yang akan membuat pihak berwenang berpikir untuk menghentikan degradasi ekosistem. 

Selain itu juga merupakan tahun untuk melihat bagaimana pandemi virus corona telah memaksa semua orang untuk menghentikan aktivitas sehari-hari dan melihat dampak dari aktivitas manusia. 

Kita tidak bisa memutar kembali waktu, tapi kita pasti bisa mengubah dunia menjadi lebih baik. Melalui cara pandang tentang penghijauan, tanam lebih banyak, pengggunaan bahan ramah lingkungan, dan menjadikan model berkelanjutan sebagai kata kunci dalam setiap perencanaan pembangunan.

Yang dimaksud dengan “restorasi ekosistem” adalah runtutan rangkaian kegiatan yang mengubah atau memulihkan ekosistem yang terdegradasi (rusak) ke bentuk aslinya, atau memulihkan kerusakan ekosistem dan mengembalikannya ke kondisi yang akan bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama. 

Misalnya, ekosistem yang terdegradasi adalah sungai yang tercemar, lanskap yang gundul, hutan yang dieksploitasi secara berlebihan, dan lahan pertanian yang tidak subur. Degradasi ekosistem dapat terjadi secara alami atau antropogenik. Namun, sebagian besar kerusakan ekosistem merupakan masalah antroposentris.

Bisakah restorasi ekosistem tercapai? Tidak dapat disangkal bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial ekonomi umat manusia dalam beberapa hal telah membantu upaya restorasi ekosistem. 

Metode restorasi ekosistem tradisional terdiri dari pemenuhan tujuan target bertahap seperti pemantauan, perawatan, remediasi dan mitigasi ekosistem yang terdegradasi. 

Pengetahuan masyarakat adat tentang praktik restorasi ekosistem membentuk dasar dasar teknik lanjutan metode restorasi ekosistem saat ini. Dan saat ini, kombinasi metode fisik, kimia, biologi, dan teknik dapat menghasilkan teknologi inovatif dalam pemulihan ekosistem yang terdegradasi di mana pun di dunia. 

Secara keseluruhan, restorasi ekosistem dapat diakui sebagai perhatian global yang harus ditangani oleh program kesadaran besar-besaran yang melibatkan badan pembuat kebijakan dan kolaborasi di platform global. 

Kepedulian lingkungan dan ekosentris berada di bawah lingkup Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dan ada banyak cara untuk mengekspresikannya selain di internet atau media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun