Getaran listrik yang mengalir dari jam tangan yang fendra kenakan sontak membuatnya terkejut dan bangun dari tidurnya, ia baru ingat ada janji rapat pekerjaan 5 menit lagi.
"sial!, aku terlambat," ucapnya sambil menyibakkan selimut
Bergegas ia turun ke ruang kerjanya dan langsung menyalakan komputer, ia kenakan pakaian batik yang digantungnya di sebelah meja kerjanya semalam dan langsung mengikuti rapat daring yang ternyata baru saja dimulai ditandai dengan berbagai seruan yel -- yel semangat perusahaan.
Banyak petuah didapatkan dalam rapat tersebut, tentang bagaimana perusahaan berusaha menjadi satu -- satunya penyuplai suplemen makanan berbentuk pil di dunia. Dunia telah berubah, di zaman tersebut manusia sudah tidak lagi memakan makanan seperti layaknya puluhan tahun lalu. Fendra sendiri tak tahu pasti seperti apa bentuk makanan pada zaman dahulu, namun ia pernah mendengar cerita tentang bagaimana keindahan dan kebebasan di dapat di kehidupan terdahulu.
Fendra hanya memiliki satu sahabat yang sama -- sama hidup sebatang kara, sahabatnya ini bernama Yudo. Yudo adalah manusia dengan berbagai imajinasi konyol di otaknya, pernah sesekali ia mengatakan sesuatu yang dirasa fendra sangatlah aneh.
"fen, kau harus percaya apa yang baru saja aku temukan ini." Ucap yudo
"apalagi? Jangan bilang kau berhasil mencuri saldo kredit dari seorang konglomerat lagi." Jawab fendra
Yudo memang memiliki keahlian komputer di atas rata -- rata manusia pada umumnya, ia dapat dengan mudah menjadi seseorang hanya dengan data yang ia dapat. Minggu lalu ketika kami kesulitan membayar biaya perawatan chip kontrol. Yudo dapat dengan mudah membobol akun bank seorang pebisnis luar negeri yang sedang berkunjung ke negeri kami untuk membayar tagihan kami.
"bukan itu. Kemarilah, aku baru saja berhasil masuk ke akun pribadi seorang menteri pertahanan dan mendapat sesuatu yang sering kuceritakan padamu!" ucap Yudo dengan semangat
Terlihat disana sebuah tayangan video dengan gambar yang  tidak begitu baik karena berformat lama, menayangkan seseorang sedang berjalan di sebuah tempat dimana banyak sekali pepohonan asli terlihat di sepanjang mata memandang, tak ada suara pada video tersebut hanya berupa video.
"ah editan itu, mana ada keindahan natural seperti itu didunia ini, kita sudah melihat dunia kita saat ini dan tak ada yang seindah itu." Ucap Fendra