Mohon tunggu...
Riki Dwi Saputra
Riki Dwi Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa - Pendatang Baru

Pencari ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Tipuan Masa Depan

19 Agustus 2021   10:58 Diperbarui: 19 Agustus 2021   11:08 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Yudo Julian Gofar, diputuskan bersalah karena pembangkangan dan menyembunyikan barang bukti hasil kejahatan." Ucap salah satu petugas sembari berjalan ke arah yudo dan menyuntikan bius ke tubuhnya.

Yudo tak ingat apa yang terjadi setelah itu, ia terbangun di sebuah ruangan dengan tirai melingkari  ranjangnya. Tak lama datang seorang dokter dan memeriksa dirinya, lalu menanyakan keadaan yudo.

"bagaimana keadaanmu, apakah ada sakit yang dirasa?" ucap sang dokter

"tidak ada dok, hanya saja kenapa aku ada disini?" tanya yudo sembari memicingkan mata

"penglihatanmu memang sedikit terganggu, kau akan baik -- baik saja setelah dirawat beberapa hari." Jawab dokter tak menjawab pertanyaan yudo

Selang beberapa waktu setelah dokter pergi, datang 1 orang berpakaian rapi dengan setelan jas merah hitam mendatangi yudo. Yudo yang saat itu sedang tertidur kemudian merasa ada seseorang sedang berusaha menarik tangannya dan mengambil sesuatu dari tangannya, ia terkejut dan berusaha melepaskan genggaman itu. Setelah dilihat lagi tak ada satupun bekas luka di lengannya. Orang tersebut lantas pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.

Setelah dinyatakan sembuh dan boleh keluar rumah sakit, yudo berjalan keluar dan berfikir akan tinggal dimana dirinya saat itu karena ia tak ingat memiliki rumah ataupun keluarga. Saat dirinya berdiri di depan lobby rumah sakit, sebuah mobil mewah berhenti tepat di depannya. Saat kaca mobil tersebut diturunkan, dapat dengan mudah ia kenali raut wajah yang selama ini ia lihat setiap hari. Fendra kemudian menyuruh yudo masuk ke mobilnya. Diperjalanan, yudo masih terus saja memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Pada saat sampai di depan sebuah rumah mereka turun dan masuk ke dalamnya.

"kau pasti bingung apa yang sebenarnya terjadi." Ucap fendra sambil membuat secangkir kopi

Yudo hanya diam sambil mengangguk, karena terakhir kali bertemu dengannya, yudo merasa dikhianati oleh fendra. Setelah fendra mulai menjelaskan tentang bagaimana ia juga menyadari apa yang terjadi, ia tak langsung mengatakan semua pada yudo, terhitung sejak yudo menulis tulisan dan menaruh kamera pada kotak peralatan dokter yang datang, ia sebenarnya sudah menyadari. Mulai saat itu, fendra sudah tak lagi memakan pil makanan tersebut dan mulai menyusun rencana, fendra sering kali berbicara sendiri tentang bagaimana yudo berusaha mengungkap apa yang sebenarnya terjadi, dan terus berkata tentang tulisan yang ada di buku tulisnya.

Setelah fendra melakukan itu, terbukti minggu berikutnya datang petugas keamanan berusaha melenyapkan buku tulis yudo, karena sudah merasa yakin ada dalang dibalik ini semua, fendra menyusun rencana lain. Kini ia mengatakan bahwa yudo akan melarikan diri, dan hari ini ia tak memakan pil makanan yang kurir antarkan. Sebelum hari penyergapan datang, fendra dengan kecerdasan ilmiahnya membuat semacam gas beracun yang dapat membuat siapapun yang menghirupnya akan langsung tak sadarkan diri. Yudo dan fendra dapat lolos dari gas tersebut karena mereka sudah meminum air yang fendra buat sebagai penguat imun agar gas beracun tersebut tidak masuk sampai ke paru -- paru mereka.

Tepat setelah yudo tak sadarkan diri, fendra dengan cepat mengaktifkan alat yang mengeluarkan gas beracun tersebut dan dengan cepat membuat petugas yang datang terjatuh tak sadarkan diri, dirinya kemudian meloloskan diri dengan menaiki kendaraan yang dibawa oleh para petugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun