Mohon tunggu...
Rike Dwi Noor Saputri
Rike Dwi Noor Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Selamat datang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian dan Tujuan Bimbingan Belajar serta Ragam Masalah Belajar dan Faktor Penyebabnya

4 Desember 2020   12:45 Diperbarui: 4 Desember 2020   12:51 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENGERTIAN DAN TUJUAN BIMBINGAN BELAJAR SERTA RAGAM MASALAH BELAJAR DAN FAKTOR PENYEBABNYA
Rike Dwi Noor Saputri (191330000457)
3 PGSD A2
PENDAHULUAN
Bimbingan itu sendiri berarti sebagai proses bantuan yang diberikan kepada individu yang membutuhkannya, bantuan yang diberikan tidak adanya unsur paksaan serta diberikan secara berencana dan sistematis. Bimbingan itu diberikan kepada individu dengan maksud agar ia bisa memahami dirinya sendiri, kemudian mengarahkan dirinya sehingga tercapai kebahagiaan hidup pribadinya. Sedangkan bimbingan belajar ialah suatu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar atau bisa mengatasi kesulitan belajar. (Aisyah, 2015)
Dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah tentunya tidak selalu berjalan dengan mulus dan lancar. Pasti terdapat beberapa masalah yang ada dalam proses penyelenggaraan pendidikan, baik yang dialami pendidik maupun peserta didik. Kita sebagai guru sering menemukan terdapat beberapa masalah belajar yang dialami oleh peserta didik, seperti halnya malas, mudah putus asa, dan sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar peserta didik. Tidak semua peserta didik bisa menyelesaikan masalah belajar yang sedang dialaminya. Jadi kita sebagai guru juga harus turut berperan membantu untuk memecahkan masalah belajar yang dialami oleh peserta didik, peran guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan atau masalah belajar yang dialami peserta didik tersebut dan mencari memecahkan masalah belajarnya. (Ismail, 2016)
PEMBAHASAN
Sebelum memahami apa itu bimbingan belajar, mari kita pahami dulu kata-kata yang menuyusun kata bimbingan belajar. Bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu secara berkesinambungan atau terus-menerus agar individu dapat memahami dirinya sendiri, sehingga ia mampu menentukan pilihannya. (Rukaya, 2019) Sedangkan belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan peningkatan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan yang lain. (Hakim, 2011)
Sehingga bimbingan belajar merupakan suatu proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam tatanan pendidikan sekolah yang berhubungan dengan kebutuhan, minat dan juga membantu  peserta didik dalam meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik di sekolah. Dari pengertian tersebut, diketahui ada beberapa aspek bimbingan belajar untuk peserta didik, yaitu meliputi:
Pemahaman tentang diri, terutama mengenai sikap, minat, bakat, dan kebiasaan dalam belajar dan disertai dengan usaha untuk perkembangannya secara spesifik seperti disiplin dan tanggung jawab.
Pengembangan kemampuan motivasi berprestasi baik dengan guru, keluarga, teman, maupun masyarakat.
Pengembangan teknik penguasaan materi pelajaran dan juga pemahaman mengenai orientasi pendidikan yang akan dipilih.
Pengembangan pengetahuan dan juga pemahaman mengenai orientasi pendidikan lanjutan, bagaimana hidup berkeluarga dan bermasyarakat.
Program bimbingan yang dirumuskan bagi peserta didik mempunyai tujuan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi berprestasinya. Program yang telah disusun dengan baik dan matang bisa memberikan banyak keuntungan untuk peserta didik yang mendapatkan layanan maupun untuk guru pembimbing yang akan melaksanakan. Melalui program bimbingan belajar ini bisa memberikan keuntungan bagi peserta didik yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik yang satu dengan yang lainnya mendapatkan bimbingan secara seimbang, baik dalam kesempatan maupun jenis layanan. (Susanto, 2018)
Secara umum, tujuan bimbingan belajar adalah bertujuan agar setelah mendapatkan pelayanan bimbingan belajar peserta didik bisa mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, dan nilai-nilai yang dimiliki. Sedangkan tujuan bimbingan belajar secara khusus yaitu sebagai berikut:
Mengenal, memahami, menerima, mengarahkan dan mengaktualisasikan potensinya secara optimal,
Mengembangkan berbagai keterampilan belajarnya,
Mengembangkan suasana belajar yang kondusif, dan
Memahami lingkungan pendidikan di sekitarnya. (Aisyah, 2015)
Masalah belajar disini dapat diartikan sebagai suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik dan bisa menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu ini bisa berkenaan dengan dirinya sendiri yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan juga dapat berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah belajar ini juga tidak  hanya dialami oleh peserta didik yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga bisa menimpa kepada peserta didik yang pandai atau cerdas.
Berdasarkan pengertian masalah belajar diatas, maka jenis/ragam masalah belajar yang dialami oleh pesera didik dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Keterlambatan akademik, yaitu peserta didik yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak bisa memanfaatkannya dengan optimal.
Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang mempunyai bakat akademik cukup tinggi, tetapi ia masih membutuhkan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
Sangat lamban dalam belajar, yaitu peserta didik yang mempunyai bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk memperoleh pendidikan khusus.
Kurang motivasi dalam belajar, yaitu peserta didik yang kurang bersemangat dalam proses belajar, mereka seolah-olah tampak malas dan lesu.
Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi peserta didik yang kegiatan belajar sehari-harinya antagonistic dengan seharusnya, seperti halnya menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan lain sebagainya.
Sering tidak masuk sekolah, yaitu peserta didik yang sering tidak hadir ataupun sedang menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga ia kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya. (Ishayati, 2007)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Elgi Syafni dkk. pada tahun 2013, yang berjudul Masalah Belajar Siswa dan Penangannya mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar yang berhubungan dengan keterampilan belajar. Keterampilan belajar dalam hal ini mencakup keterampilan mengatur waktu belajar, membaca buku, menghafal pelajaran, mencatat, meringkas buku pelajaran, belajar kelompok, mengingat, konsentrasi, dan daya tahan dalam belajar, menyelesaikan tugas sekolah dan persiapan ujian. Dalam penelitiannya ditemukan hasil berupa:
Pada keterampilan mengatur waktu belajar sebesar 44,6% peserta didik tidak mampu mengatur waktu belajarnya dengan baik. Misalnya penggunaan waktu luang. Peserta didik banyak yang mengeluh karena kekurangan waktu belajar. Sebenarnya mereka bukan kekurangan waktu tetapi cara pengaturan waktunya yang kurang tepat.
Pada keterampilan membaca buku sebanyak 50% peserta didik tidak membaca semua isi dan hanya membaca beberapa bagian saja.
Pada keterampilan menghafal pelajaran sebesar 48,2% peserta didik mengalami masalah dalam memahami isi buku yang dibaca. Jangan sampai ada kata atau istilah yang tidak dapat di mengerti arti, makna, ataupun maksudnya.
Pada keterampilan meringkas buku pelajaran yaitu sebesar 42,5% peserta didik tidak mampu meringkas buku pelajaran. Dalam membuat ringkasan materi pelajaran diperlukan pemahaman untuk mencari ide pokok dari ringkasan yang akan dibuat.
Pada keterampilan mengingat, konsentrasi, dan ketahanan dalam belajar yaitu sebesar 61,4% peserta didik tidak mampu untuk mengingat, konsentrasi, dan ketahanan dalam belajar dengan baik. Misalnya tidak dapat belajar dengan baik, yang disebabkan oleh perasaan gelisah, murung, dan pikiran yang kacau.
Pada keterampilan penyelesaian tugas sebesar 49,8% peserta didik tidak mampu menyelesaikan tugasnya sesuai waktu yang sudah ditetapkan.
Dengan menggunakan bimbingan belajar, masalah di atas bisa diatasi dengan baik. Contohnya untuk mengatasi keterampilan penyelesaian tugas, konselor dapat menggunakan bimbingan belajar dalam bentuk bimbingan kelompok dengan cara memberikan penjelasan, kiat-kiat, dan memberi pengertian mengenai pentingnya mempunyai catatan guna persiapan untuk ujian. (Elgi Syafni, 2013)
Faktor penyebab terjadinya masalah/kesulitan belajar lebih banyak ada pada diri si anak tersebut. Namun, anak juga membutuhkan lingkungan sekitar sebagai pendukung keberhasilan belajarnya, sementara lingkungan yang tidak kondusif dan juga kurang bersahabat dapat menghambat keberhasilan belajar si anak. Faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor penyebab kesulitan belajar yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor penyebab kesulitan belajar ini bisa terjadi pada fungsi otak, terutama di masa kehamilan, dibutuhkan kasih sayang dan perhatian gizi ibu, agar bisa melahirkan secara fisik baik, dan baik pula secara mental. Macam-macam kesulitan belajar anak yang berasal dari dalam diri anak yaitu ada (1) Tingkat kecerdasan atau intelegensi, (2) Konsentrasi dalam belajar, (3) Sikap dan perilaku, (4) Motivasi belajar, dan (5) Rasa percaya diri. (Sutrisno, 2019)
Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor penyebab kesulitan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik. Faktor eksternal ini mencakup ada (1) Lingkungan sekolah, antara lain sifat kurikulum yang kurang fleksibel, beban belajar yang terlalu berat bagi peserta didik, metode mengajar yang kurang memadai, dan kurangnya alat atau sumber pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar, dan (2) Lingkungan keluarga atau rumah, antara lain keluarga yang tidak utuh atau kurang harmonis, sikap orang tua yang tidak memperhatikan/mempedulikan pendidikan anaknya, dan juga keadaan ekonominya. (Budiarti, 2017)
PENUTUP
Bimbingan belajar merupakan proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam tatanan pendidikan sekolah yang berhubungan dengan kebutuhan, minat, dan juga membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi berprestasi. Program kegiatan bimbingan belajar ini mempunyai tujuan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi berprestasinya di sekolah.
Secara umum, tujuan bimbingan belajar yaitu peserta didik dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, dan nilai-nilai yang dimilikinya. Sedangkan tujuan khususnya yaitu:
Mengenal, memahami, menerima, mengarahkan, dan mengaktualisasikan potensinya secara optimal,
Mengembangkan berbagai keterampilan belajarnya,
Mengembangkan suasana belajar yang kondusif, dan
Memahami lingkungan pendidikan di sekitar.
Masalah belajar merupakan suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik yang dapat menghambat proses belajarnya. Jenis-jenis masalah belajar di sekolah ada enam yaitu (1) Keterlambatan akademik, (2) Ketercepatan dalam belajar, (3) Sangat lamban dalam belajar, (4) Kurang motivasi dalam belajar, (5) Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, dan (6) Sering tidak masuk sekolah.
Faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi dari segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi, dan keadaan fisik. Sedangkan faktor eksternalnya mencakup kondisi sosial peserta didik seperti lingkungan, ekonomi keluarga, sekolah dan masyarakat di sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2015. Perkembangan Peserta didik & Bimbingan Belajar. Yogyakarta: Deepublish.
Budiarti, Melik. 2017. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Magetan: CV. AE MEDIA GRAFIKA.
Elgi Syafni, Yarmis Syukur, dan Indra Ibrahim. 2013. Masalah Belajar Siswa dan Penanganannya. Jurnal Ilmiah Konseling. 2(2): 17-18.
Hakim, Thursan. 2011. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Ishayati. 2007. Identifikasi Masalah Belajar dan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru COPE. 1(11): 12-13.
Ismail. 2016. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa. Jurnal Edukasi. 2(1): 37-38.
Rukaya. 2019. Aku Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Guepedia Publisher.
Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Konsep, Teori, dan Aplikasinya. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sutrisno, Tri. 2019. Keterampilan Dasar Mengajar (The Art Of Basic Teaching). Pamekasan: Duta Media Publishing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun