Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peran Orang Tua dalam Pendidikan Informal Anak

4 Februari 2023   18:14 Diperbarui: 5 Februari 2023   05:02 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi les musik | Gambar dari KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA) 01-04-2020 

Dari cerita teman anak saya itu, dan cerita langsung dari mamanya, saya menangkap kesan bahwa ketika anak itu merasa lelah dan bosan, dia langsung diijinkan untuk berhenti.

Kelelahan itu biasa. Kebosanan itu pasti terjadi. Namun, berhenti bukanlah opsi.

Apakah perjalanan belajar anak-anak saya selalu lancar jaya? Tentu saja tidak.

Saya sudah mengalami jatuh bangun mencari guru piano yang cocok bagi si kakak, waktu dia berganti 4 orang guru dalam 5 tahun karena berbagai alasan.

Saya juga sudah mengalami si Abang, anak saya dipecat menjadi murid oleh guru pianonya karena dianggap membangkang, tidak bisa berkembang, dan hanya membuang waktu semua orang.

Pelajaran pianonya sampai beralih kepada saya untuk sementara waktu, sampai emosinya lebih matang dan guru pianonya mau menerimanya kembali.

Apakah ketika mengalami itu saya tetap bahagia dan perasaan saya tidak terpengaruh? Tentu saja tidak.

Saya frustrasi. Saya kecewa. Saya putus asa.

Tidak ada banyak pilihan sekolah musik di kota tempat kami tinggal, tapi saya bertekad memberikan yang terbaik yang saya mampu.

Saya ikut belajar piano supaya bisa mendampingi anak-anak belajar piano, sebuah keputusan yang terbukti menunjukkan hasil ketika si Abang ditolak menjadi murid dan tiba-tiba tidak memiliki guru.

Padahal waktu saya mulai belajar piano pada usia 36 tahun, banyak orang yang mencibir. Udah tua, ngapain capek-capek, kata mereka. Ya harus capek-capeklah, 'kan buat anak, timpal saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun