Bagaimanapun perlu pemahaman kesiapsiagaan bencana yang lebih luas, bukan hanya pada tahapan keterampilan praktis. Misalnya sejarah bencana di daerah seolah berada, titik-titik rawan bencana di wilayah sekitar, dan banyak aspek lainnya.
Dengan demikian konten kesiapsiagaan bencana tidak seragam di setiap daerah karena jenis bencana juga berbeda-beda. Anak-anak harus dilatih dari kecil tentang pemetaan wilayah di sekitarnya sehingga ketika membangun rumah dia tahu bangunan seperti apa yang sesuai. Selain itu anak-anak tidak akan membangun rumah di atas tanah yang rawan bencana.
Selain itu, kearifan lokal juga perlu dibangkitkan lagi. Bahan bangunan yang cocok untuk wilayah rentan gempa mungkin banyak ditemukan di wilayah tersebut. Penduduk secara turun temurun seringkali menceritakan tentang wilayah mana yang rentan bencana. Dengan demikian, anak-anak sudah tahu dari muda tentang daerah mana saja yang tak boleh ditempati.
Seperti diketahui, berbagai daerah di Indonesia memiliki berbagai ancaman bencana yang berbeda-beda. Bencana geologi terdiri dari gempa bumi, tsunami, gunung api, gerakan tanah/ longsor. Bencana hidrometeorologi antara lain banjir, cuaca ekstrim, kekeringan, gelombang tinggi, kebakaran hutan, dan sebagainya.Â
Sedangkan bencana antropogenik terdiri dari wabah penyakit dan kecelakaan industri. Setiap warga masyarakat harus mengenali ancaman bencana yang ada di daerahnya dan cara menghadapinya agar bisa mengurangi risiko.
Sekian dulu dari saya Rihad Wiranto.