d). Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membaca teks Arab gundul kata demi kata disertai dengan terjemahnya dan pembacaan tanda-tanda khusus (seperti utawi, iku, sopo, dsb) pada topik pasal tertentu disertai pula dengan penjelasan dan keterangannya.
e). Seorang guru atau ustadz harus mengeraskan suara agar penjelasannya dapat didengar dan dipahami oleh santri atau muridnya sebagaimana hadith Nabi yang berbunyi:
عن عبد اللّه بن عمر و قال : تخلّف عنّا النبيّ صلّى اللّه عليه و سلّم فى سفرة سافر ناها، فادركنا و قد ارهقتتنا الصلاة و نحن نتوضأ، فجعلنا نمسح على ارجلنا، فنادى بأعلى صوته : ويل للأعقاب من النّار مرّتين أو ثلاثا
Artinya : Dari Abdullah bin Amr, ia berkata, Rasulullah pernah lakukan. Beliau kemudian dapat menyusul kami. Kami merasa sangat lelah untuk melakukan shalat, terlebih kami harus berwudlu. Kami pun lalu hanya mengusap kaki kami. Beliau lalu berseru dengan suara keras, hati-hati, jaga tumit kalian dari api nereka! (sebanyak dua atau tiga kali)
Hadith ini ditemptkan dalam bab tersendiri oleh al-Bukhari dalam kitab Sahih-nya yang di beri judul "bab mengeraskan suara dalam mengajar". Penulisan kitab ini menjadikan hadith tersebut sebagai dalil diperbolehkannya mengeraskan suara ketika mengajar. Adapun dampak positif dan negatif dari metode bandongan adalah sebagai berikut:
a. Dampak positif
1).Guru membacakan dan menerangkan kemudian santri memperhatikan kitabnya sendiri-sendiri dan membuat catatan-catatan baik arti maupun keterangan tentang kata atau buah pikiran yang sulit. Karena di dalam maqalah sudah diterangkan yakni :
العلم صيد و الكتابة قيده قيّد صيودك بالحبال الواثقة
Artinya: Ilmu itu bagaikan binatang yang liar sedangkan mencatat adalah pengikatnya, ikatlah hewan buruanmu dengan tali yang kuat. Dari maqa>lah tersebut, santri atau murid telah mempraktikannya karena kemampuan akal itu sangat terbatas, selain itu agar bisa mengulang pelajarannya lagi dan selamanya.
2).Guru dapat membacakan kitab-kitab yang belum pernah di kaji oleh santri, sehingga santri akan tambah ilmu dan mengenal kitab
yang lainnya.
3).Santri dapat menerapkan atau mengaplikasikan atau praktik kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang fiqh, misalnya dapat dilakukan dengan praktik atau demonstrasi yang dilakukan oleh para santri pada h}alaqah tersebut.
b. Dampak negatif
1). Penerapan metode tersebut mengakibatkan santri bersikap pasif, sebab kreatifitas santri dalam proses belajar mengajar didominasi ustadz atau kyai sementara santri hanya mendengarkan dan memperhatikan keterangannya.
2). Selain itu santri tidak dilatih mengekspresikan daya kritisnya guna mencermati kebenaran suatu pendapat.
3. Metode Hafalan
Metode hafalan adalah kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan seorang ustadz atau guru, para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka waktu tertentu, hafalan yang dimiliki santri ini kemudian di setorkan pada gurunya atau ustadznya secara periodik atau insidental tergantung pada petunjuk gurunya. Biasanya materi hafalan dalam bentuk syair atau nazam
Dan itu tergantung mata pelajarannya, karena semua itu sebagai pelengkap. Metode hafalan sangat efektif untuk memelihara daya ingat (memorizing) santri terhadap materi yang dipelajari. Dan semua itu bisa dilakukan baik itu di dalam maupun di luar kelas. Ada maqalah yang mengatakan:
العلم فى الصدور لا فى السطور