Mohon tunggu...
Rifky Julio
Rifky Julio Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate (Baca: Penggangguran)

Sekedar menulis apa yang ingin ditulis. Antropologi | Anime | Daily Life | Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Antropologi Kesehatan

23 Maret 2021   17:26 Diperbarui: 23 Maret 2021   17:59 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foster dan Anderson (1986) juga menyodorkan tiga teori tentang penyakit yakni, 1) penyakit personalistik yang berkaitan dengan kepercayaan dan makhluk-makhluk astral; 2) penyakit naturalistik yang disebabkan oleh faktor organisme biologis (bakteri, jamur, virus, atau parasit); dan 3) penyakit emosionalistik yang berasal dari pengalaman emosional individu.

Selain itu, dikenal juga konsep sehat yang berbeda-beda di setiap masyarakat. Itu disebabkan karena definisi sehat ditentukan dari pola budaya masyarakatnya, nilai dan moral, perubahan standar budaya, teknologi masyarakat, dan kesenjangan sosial. Sehingga terkadang sehat adalah kondisi yang sama dengan orang-orang sekitar meski terkena penyakit (Pinhey, Rubinstein, & Colfax, 1997).

 

Teori dan Pendekatan

Ahli antropologi kesehatan juga menggunakan teori-teori sosial sebagai alat untuk menganalisis gejala kesehatan. Meminjam dari ilmu sosiologi, terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan yakni struktural-fungsional, interaksi-simbolik, dan konflik sosial.

Pada pendekatan pertama, menurut Parsons akan ditemukan dua peran dalam fenomena kesehatan yaitu peran sakit (sick role) dan peran pengobat (physician role). Kedua peran itu saling berfungsi dan membutuhkan satu sama lain, serta bersifat hierarkis.

Pendekatan kedua lebih menekankan bahwa kesehatan dan pengobatan itu terkonstruksi secara sosial oleh interaksi orang-orang. Analisis dengan interaksi-simbolik akan membantu kita mengungkap pandangan masyarakat mengenai sesuatu yang dianggap sehat atau berbahaya.


Lalu pendekatan ketiga erat hubungannya dengan isu kesenjangan sosial. Dilatarbelakangi pemikiran Karl Marx, pendekatan ini berupaya mengaitkan fenomena kesehatan dengan kapitalisme seperti masalah akses kesehatan, motif keuntungan para dokter, dan politik dalam pengobatan.

Selain tiga pendekatan di atas, dalam antropologi kesehatan juga terdapat teori-teori lain. Ada Health Belief Model (HBM) yang diprakarsai oleh Rosenstock (1974) dan Hochbaum (1958) yang menjelaskan sebuah gambaran kepercayaan masyarakat mengenai tindakan dan/atau perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh budaya (Husaini dkk, 2017).

Antropolog Arthur Kleinman (1978) juga mengembangkan teori Explanatory Model of Illness yang berguna bagi dokter untuk menyelami apa yang penting bagi pasien dalam hal kesehatan, penyakit, dan perawatan sesuai dengan kebudayaannya.

Selanjutnya ada teori hubungan dokter dan pasien yang menjelaskan mengenai kedudukan pasien dengan dokter yang seringkali tidak seimbang dan cenderung paternalistik. Teori tersebut ada kaitannya dengan pendekatan struktural-fungsional dan pendekatan interaksi-simbolik.

Terakhir ada teori Health Seeking Behaviour yang berusaha menjelaskan perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan dan pemulihan kesehatannya sesuai dengan apa yang mereka rasakan (Notoatmodjo, 2007 dalam Husaini dkk, 2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun