Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menyinergikan Usaha Memajukan UKM Menjadi "Global Player"

8 Juni 2018   16:27 Diperbarui: 8 Juni 2018   16:32 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah seminar keren, local go global | Foto: Rifki Feriandi

Foto: Rifki Feriandi
Foto: Rifki Feriandi
David Dietch sebagai pembicara selanjutnya mengemukakan hal di atas. Ya, semua orang memiliki akses ke jendela dunia. Termasuk produk kreatif Indonesia pun memiliki akses ke pasar dunia, pasar Amerika salah satunya. Dan hal terbesar yang mempengaruhi penetrasi itu adalah gadget, telepon pintar.

Sebagai praktisi Public Relation di Amerika dengan perusahaannya Dietch PR, David memberikan beberapa insight terkait penggunaan media sosial dan google anaythic untuk membantu mendapatkan penerimaan atas produk kreatif Indonesia di Amerika.

Salah satunya adalah bahwa sebuah brand harus ada ceritanya. Harus "create a story of the brand", sehingga brand tersebut akan memikat dan menarik pelanggan untuk mengunakannya.

Beliau juga memberikan sedikit tips untuk menampilkan foto produk di Instagram. "Need plotted and planned picture". Jadi tidak harus selalu satu hari satu foto, tetapi harus direncanakan secara matang tergantung pesan yang akan disampaikan.

Penetrasi pasar Amerika itu harus matang perencanaan

Foto: Rifki Feriandi
Foto: Rifki Feriandi
Having a brand is like having a child.

Ya, ungkapan itu dikemukakan oleh Susan Dietch. Perempuan Indonesia yang adalah istri David Dietch ini berbagi pengalaman merintis bisnis di Amerika dengan memasarkan produk UKM Indonesia.

Bahwa membangun brand itu seperti memiliki anak, dalam artinya pelaku bisnis harus siap dan percaya diri. Sikap ini kemudian menelurkan langkah-langkah yang terencana, dengan dibekali banyak informasi dan pengetahuan.

Dalam presentasinya yang sangat menarik, Susan juga mengemukakan beberapa alasan kenapa berjualan produk Indonesia di Amerika. Tentunya selain karena populasi Amerika itu besar dan menjadi pasar yang potensial, juga karena jumlah liburan di Amerika tergolong besar. Dan jumlah hari libur itu terkait sekali dengan gairah beli yang besar juga.

"Menjual apa saja di Amerika itu bisa, karena di sana itu mix ethcnicity, dari seluruh dunia ada," demikian kata Susan.

Ilustrasi di paragraf pembuka di atas pun dikemukan oleh beliau. Produk yang bagi masyarakat Indonesia dianggap sangat biasa, ternyata itu bisa laku di jual di Amerika. Contoh nyata adalah produk yang dijual oleh Susan lewat Instagram, yaitu tas dari rotan. Biasa banget untuk orang Indonesia, bukan? Tapi tidak untuk masyarakat Amerika. Itu unik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun