Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

SOTR, Jangan Biarkan Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga

4 Juni 2018   13:56 Diperbarui: 4 Juni 2018   15:52 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Inikah sahur on the road di kepala si Ayah | Foto: NU online

Kalau terlanjur rusak, ya benerin saja. Kembalikan saja kepada asalnya.

Mungkin namanya Ria. Mungkin dia sengaja pake helm biar gak RIya (meski difoto juga). Dan aksinya membuat orang ceria. Ilustrasi: Esensi Sahur On the Road kan begini | Foto: http://ksrpmiunituntan.blogspot.com/
Mungkin namanya Ria. Mungkin dia sengaja pake helm biar gak RIya (meski difoto juga). Dan aksinya membuat orang ceria. Ilustrasi: Esensi Sahur On the Road kan begini | Foto: http://ksrpmiunituntan.blogspot.com/
Bukankah saat menjelang berbuka puasa, di kala banyak aktivis melakukan aksi sosial berbagi tanpa diembelembeli "Iftar on the road", banyak juga "rusuh" yang dilakukan oleh remaja dan anak muda. Gampang saja. Lihat saja di komplek perumahan. Ada yang bermotor kovoi berkelompok dengan suara dibisingkan dan sering kali mengganggu jalan dan masyarakat sekitar. Bisa jadi di beberapa bagian terjadi keributan, tawuran, senggol bacok. 

Lantas, apakah "Iftar on the road"-nya disalahkan? Tidak, kan? Ada pemisahan. Yang bikin rusuhnya ditindak, dan ada garis khayal yang ditarik cukup jelas. "Itu kenakalan anak-anak yang tidak terkait dengan aksi berbagi "Iftar on the road".

Nah, kenapa hal seperti itu tidak berlaku bagi Sahur on the road. Tekankan sebuah garis maya yang cukup jelas: aksi berbagi ini Sahur on the road, kerusuhan dan segala negatif adalah kenakalan anak-anak, remaja whatever, dan TIDAK terkait SOTR. Ini bisa dilakukan jika para penegak peraturan membuat pernyataan jelas.

"Segala tindak tanduk yang membuat kerusuhan bla..bla...bla.... adalah tindakan melanggar keamanan, dan tidak terkait dengan aktivitas sosial". Karena amat tidak mungkin sebuah kegiatan mulia, sosial dan berbagi bercampur dengan kegiatan merusak. Malaikat dan setan tidak bisa menyatu. Air dan minyak juga tidak menyatu. Demikian pula SOTR dan rusuh, meski dengan mengambil alasan "kita kan sedang SOTR'.

Nah, sekarang ada wacana mengganti SOTR dengan SITM - Sahur in the mosque. Usulan Pak Sandiaga Uno itu bagus sih. Sahur barengan di Mesjid. Tapi, sepertinya esensi Sahur On the Road, yaitu membagikan fidyah dan sedekah kepada yang berhak, tidak atau sedikit tercapai.....kecuali bisa mengerahkan fakir miskin untuk datang sebelum fajar ke mesjid.

Rasanya, menggalang mereka datang di malam gelap tidak semudah meminta mereka berkumpul saat magrib deh. Jika esensi ini tidak tercapai, jadi ya mending usulan saya: SAH - Sahur At Home, sajah. Anak-anak tidak keliaran, tidak sempat bikin rusuh, orang tenang, makan bersama berkumpul di meja makan. Romantis kan.... apalagi sambil memandangi anak dengan kelopak mata yang menutup-terbuka-menggayut. Persis kucing pengantuk: Garfield. Seperti Si Ade.

Kita hanya membawa susu, dan enyahkan saja orang lain yang menitikkan nila. Dan susu gandengannya kurma atau madu.

Manis

Jadi....Jangan larang sahur on the road pliiiiis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun