Mohon tunggu...
Rifdah Zakiyya
Rifdah Zakiyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Poltekkes kemenkes Yogyakarta

Nonton, menulis, membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Negara, Kesehatan, dan Kehidupan

11 Agustus 2022   10:50 Diperbarui: 11 Agustus 2022   10:55 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagaimana kita tau sekitar tahun 1984-1987 AFRIKA itu mengalami kekeringan yang berkepanjangan itu menimbulkan hal yang buruk seperti anak yang menderita wasting atau kekurangan gizi, meningkatkan angka kematian dan stunted. 

Apakah ada hubungan nya antara negara, kesehatan, dan kehidupan? Lantas bagaimana negara bisa dikatakan sebagai negara yang sehat? Apakah kesehatan itu penting? Lantas mengapa masih banyak warga yang memandang sebelah mata kesehatan itu sendiri?

New York ­­­- Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Children's Fund/UNICEF) pada Rabu (17/2) memperingatkan bahwa hampir satu juta anak memerlukan perawatan karena kekurangan gizi akut di Afrika Selatan dan Timur. 

Perawatan intensif perlu untuk mencegah wasting serta penanganan terhadap anak yang kekurangan gizi. Kondisi ketika berat badan anak berada berada di bawah rentang normal, Anak yang mengalami kondisi ini umumnya memiliki proporsi tubuh yang sangat kurus disebut dengan wasting. 

Hal ini disebabkan permasalahan gizi serta nutrisi pada anak tersebut, Kurang nya nutrisi juga sangat berdampak pada kecerdasan anak tersebut. Maka kita harus bisa mencegah wasting mulai dari diri pribadi, keluarga, dan lingkungan hidup dengan mengubah pola hidup yang sehat.

AFRIKA – Badan yang mengurusi anak-anak di Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyatakan bahwa ada 3,6 juta anak penderita wasting parah di Afrika Timur dan Selatan. 

Nahasnya, 1,5 juta di antaranya tidak pernah mendapatkan bantuan internasional, khususnya bantuan pangan. Indonesia pada tahun 1984 menyumbangkan 100rb ton gabah melalui FAO dan Indonesia juga menyumbangkan uang sebesar $ 25.000 pada tahun 1987.

Situasi bertambah parah dengan naiknya harga pangan, yang memaksa banyak keluarga menjalankan mekanisme penghematan drastis seperti melewatkan makan dan menjual aset, mengakibatkan hampir satu juta anak membutuhkan perawatan karena kekurangan gizi akut parah di wilayah tersebut, kata Leila Gharagozloo-Pakkala, Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Selatan dan Timur, dalam siaran pers Rabu (17/2). 

Sesuai dengan keadaannya, seharusnya harga pangan tetap normal dan kelangsungan hidup akan lebih terjamin dan meminimalisir anak yang kekurangan gizi yang akut parah di wilayah tersebut. Sebagaimana kita semestinya sebagai rakyat hanya bisa mengikuti prosedur yang telah di tetapkan.

"Fenomena cuaca El Nino akan berkurang, tapi dampaknya pada anak-anak banyak di antara mereka sudah hidup pas-pasan akan terasa sampai bertahun-tahun ke depan," katanya, hidup pas-pasan itu ketika kebutuhan sandang pangan kita tidak terpenuhi, berbeda dengan hidup sederhana diamana setiap seseorang yang hidup sederhana pasti kebutuhan pangan dan sandang nya terpenuhi akan tetapi memang dari diri seorang tersebut yang tidak mengharuskan untuk hidup yang ber mewah – mewahan.

Tidak ada yang lebih menyayat hati melainkan melihat anak-anak di Afrika menderita wasting parah ketika kita tahu itu seharusnya bisa dicegah dan diobati," kata Fall dalam sebuah pernyataan. karena mencegah itu lebih baik dari pada mengobati, apalagi tentang kesehatan itu menjadi hal yang rentan dalam hidup masyarakat, mulai dari menyepelekan hal yang kecil seperti selalu tidak sarapan, sarapan itu penting untuk tubuh yang menjalankan kegiatan sehari penuh (Full time). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun