Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Biarlah Aku Perigi

12 Oktober 2019   11:10 Diperbarui: 12 Oktober 2019   11:19 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Biarkanlah aku menjadi perigi
Di setiap tulang dan tualangmu
Aku adalah pengokoh tegak
Percepat gerak hingga kau sampai

Tak ada kali di sini dan akulah perigi
Bila jauh kau pergi, selalulah kembali

Aku tak akan pernah menjadi telaga
Tak pernah menjadi sungai, danau
Apalagi menjadi laut menggarami

Aku adalah perigi tempatmu mandi
Kecil berliang, tapi menyimpan mimpi
Kau dapat berlalu begitu saja
Kecuali kau dahaga, singgahlah sesekali

Biarkan aku menjadi perigi
Jangan mimpikan aku menjadu laut layarmu
Karena aku tak memiliki ombak
Juga tak mengalir seperti kali
Dan tak setenang danau atau telaga yang kau nanti

Aku adalah perigi
Hingga nanti
Kau berlari
Atau tegak di sini

Ujung Kata, 1019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun