Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ikhlas Apa Adanya

4 Oktober 2019   23:10 Diperbarui: 4 Oktober 2019   23:13 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

dulu katamu padi-padi tidak kering, pakaian bau apek, amis selokan singgah ke meja dapur, amarah itu semakin bertanduk, anak kata masakanmu makin nikmat, apakah rasa itu seperti comberan?

kini katamu air sungai kering, PAM bagai bunuh diri, apakah matahari siang kalah terik dari bara di pemanggangan? Atau rindu hujan menghalau asap, kau ingin dunia mengantongi debu, hujan tak turun di sini, melainkan di hati.

aku menyesap air kopi dengan bingung, apakah gula yang kebanyakan atau kita kebanjiran kata pahit, aku bingung menerka yang kau beri, entah roti apa ubi.

mengertilah untuk.memilih jalan, bukan karena ada apanya, tapi tetaplah ikhlas, apa adanya.

Ujung Kata, 1019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun