hanya satu-satu
air mata menunggu di pintu waktu
ketika pergantian
hanya memberi pengertian
tentang masa lalu
masa sedang
dan masa datang
seperti kincir
selalu menuju hulu
pengabdi undur-undur
setiap kali air mata jatuh
tak pula membekas
tanah menjelma  debu hati
terpapas angin senja
tanpa mengulas ulir
seperti masa orang lain terukir
tak pula berwujud gambaran
sebagai arah panah
kompas menuju barat
tempat terbenamnya sang cahaya
hanya satu-satu
air mata menunggu di pintu waktu
air mata sang penipu
larut dalam ragu
Ujung Kata, 919