Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rei

25 Mei 2019   13:40 Diperbarui: 25 Mei 2019   13:55 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Bob tiba-tiba menjerit kesenangan. Dia meneriakkan nama anaknya. Melompat-lompat seolah pesepakbola berhasil menjebol gawang musuhnya. Kemudian dapat dipastikan suasana di dalam. Meriah! Orang-orang yang aneh! Orang-orang gila!

Sekonyong Rei muncul. Dia mengedipkan mata ke arahku. Kemudian Bob dan Anna muncul. Bob merengkuh bahu anaknya itu erat-erat. Oh, aku merasa akan kehilangan seseorang yang menyayangiku.

"Maafkan bapak ya, Cim! Karena Anna tak suka kepadamu, maka sebaiknya kau ikut dengan Rei saja. Dia sangat suka melihatmu. Ibumu boleh ikut serta," kata Bob. Aku merasa melambung ke angkasa. Aku ingin meneriakkan syukur yang tiada terhingga banyaknya kepada Tuhan.

"Aku cinta kamu! Aku cinta kamu!" Akhirnya plong sudah dada ini melepas perasaan yang selama ini kusembunyikan.

Rei tertawa keras-keras. Dia kesenangan teramat sangat. Katanya, "Burung beo yang pintar!"

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun