Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bobo dan Semut Merah

8 Mei 2019   23:47 Diperbarui: 9 Mei 2019   00:42 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber inspirasi : pixabay

Mama berulang kali melarang Bobo mengemil di  kamar tidur. Tapi dasar bandel, Bobot tetap saja melakukannya. Begitu dilarang, eh... dua tiga hari kemudian, dia mengulanginya lagi. 

Kamar Bobo menjadi terlihat jorok. Kulit kacang, bungkus permen, lelehan coklat, berserakan di mana-mana. Bik Nah sampai mengeluh ketika harus membersihkan kamar itu. Sebagian sisa makanan mengeras di lantai. 

Sore itu Paman datang berkunjung. Dia membawa oleh-oleh kacang tanah. Dia tak lupa membawa buku cerita kesukaan Bobo. Kacang tanah itu direbus oleh Bik Nah. Setelah makan malam, mereka menyantap kacang tanah rebus di ruang keluarga.

Bobo tak sabar ingin membaca buku pemberian Paman. Sebelum pukul delapan delapan malam, dia permisi tidur duluan. Tak  lupa dia menjumput kacang tanah rebus, lalu memasukkannya ke dalam kantong baju. 

Hmm, asyik, pikirnya dalam hati. Dia mengunyah kacang itu  sambil tiduran di atas dipan. Dia mulai membaca buku pemberian Paman. Saat akan membuang kulit kacang ke atas lantai,  Bobo cepat-cepat mengurungkan niatnya. Mama pasti marah. Bik Nah tak urung mengeluh. Hmm, ada akal. Kulit kacang itu dia masukkan ke sela dipan dan dinding. Aman, pikirnya!

Sejak itu, hampir setiap malam Bobo selalu makan apa saja di atas dipan. Ketika ada kulit atau ada sisa makanan, maka pluk, dia tinggal memasukkannya ke sela antara dipan dan dinding.

Lama kelamaan, sampah menumpuk di bawah dipan. Mama dan Bik Nah yang tak pernah melongok ke bawah kolong dipan, menganggap Bobo sudah meninggalkan kebiasaan buruknya. 

***

Suatu malam Bobo mendengar suara mendesis-desis. Apakah itu suara ular? Hii, bagaimana mungkin ular masuk ke kamarnya? Dia cepat-cepat mengambil pemukul bola kasti sambil mencari-cari asal suara itu. Di dalam lemari tak ada apa-apa. Di kolong meja belajar juga kosong. Hmm, dia melongok ke kolong dipan yang agak rendah, hanya gelap yang terlihat. Dia mengambil sentar dan menyalakannya.

Haaa! Dia terkejut melihat apa yang ada di kolong dipan. Sekumpulan semut sedang merubung sisa makanan di dekat dinding. Tiba-tiba semut-semut itu berjalan mendekati Bobo. Seekor semut paling besar, berusaha menggigitnya.

"Hus, hus!" usirnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun