Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Surat Cinta

12 Februari 2019   23:52 Diperbarui: 12 Februari 2019   23:58 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tertunduk, kemudian tertawa terbahak-bahak. Suamiku itu mendelik. Dia benci karena aku seperti menganggap persoalan sedemikian remeh.

"Oh, jadi ini masalahnya sampai papa uring-uringan? Papa ini lucu. Papa lupa ya kalau aku ini seorang wartawati dan penulis? Surat-surat cinta itu rencananya akan kususun  menjadi novel berjudul Surat Cinta.  Ah, kenapa sih, papa tak mau berterus-terang jika ini penyebabnya?"

"Novel berjudul Surat Cinta?"

Dia tersipu. Dia merengkuh bahuku, dan meminta maaf. Dia berjanji tak akan pernah lagi memendam syakwasangka di dalam dada. Semua harus terus terang. Semua harus terang terus seperti cinta kami yang menyala-nyala.

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun