Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Senja Gerimis Turun

8 Februari 2019   11:20 Diperbarui: 8 Februari 2019   11:54 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi kawan..."

"Sudahlah! Jujur saja kau juga mengincar pekerjaanku. Maka hari ini aku serahkan tugas setan kepadamu. Aku akan meminta kepada Tuhan membatalkan perjanjian Kami terdahulu, bahwa nenek moyangku meminta dihidupkan sampai hari kiamat demi menjerumuskan anak-cucu adam. Aku sekarang sudah menjadi pecundang. Lebih baik aku mati, dan tinggal menunggu hari kiamat di dalam kubur. Kau dan yang lainnya tak butuh rayuan lagi. Kalian telah sangat berhasil mengambil posisiku dan teman-temanku yang lain. Dan sekarang aku pamit!"

"Tapi, Setan. Tunggu!" Tiba-tiba dia sudah menghilang. Sementara kurasakan diriku benar-benar menggantikanku posisinya; sebagai setan.

---sekian---


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun