Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Orang yang Terbuka

13 September 2021   19:05 Diperbarui: 13 September 2021   19:18 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokpri diolah dari idntimes.

Hari demi hari kian banyak kata dalam bahasa Indonesia yang berkembang dari zaman ke zaman secara turun-menurun, hal ini membuktikan bahwa bahasa memiliki sifat dinamis, yang secara penggunaannya terus berkembang dari berbagai ragam, jenis, bidang, dan sifatnya. 

Dari banyaknya kata yang bermunculan, tidak melulu kata tersebut dimutakhirkan ke dalam KBBI, tetapi kata tersebut tetap lazim digunakan, bahkan sudah terdengar tidak asing lagi.

Banyak sekali istilah-istilah dan kata-kata dalam bahasa Indonesia yang berkembang seiring zamannya dan lazim digunakan, tetapi banyak yang tidak tahu maknanya. 

Hal tersebut sangat menarik gairah saya untuk mencari tahu maknanya. Oleh karena itu, lagi dan lagi saya akan membedah makna-makna yang terkandung dalam istilah dan kata-kata yang kerap lazim digunakan di masyarakat dan sudah menjadi asupan sehari-hari dalam berkomunikasi.

Membedah kata yang umum digunakan, tetapi banyak yang tidak mengetahui maknanya, sangat membuat saya ketagihan untuk membongkar, menganalisis kata-kata tersebut. Sebab, sangat menggiurkan sekali membedah kata yang berdasarkan fenomena yang menjamur di masyarakat.

Hal ini agar masyarakat tahu makna kata-kata tersebut. Sebab, supaya Anda tidak terjebak dalam perkataan sendiri karena berkatalah dengan kata-kata yang Anda ketahui maknanya, jangan sampai Anda sudah berkata, tetapi tidak mengetahui maknanya, hal ini akan menjerat diri Anda sendiri apabila makna kata itu buruk.

Pada suatu waktu, saya sering sekali mendengar ucapan, perkataan, yang itu bersumber di mana saja, dari di media ataupun di masyarakat, istilah kata ini lazim sekali diucapkan, yaitu 'orang yang terbuka'.

Wow, frasa apalagi ini? Asal mula munculnya istilah frasa 'orang yang terbuka' terbentuk tanpa melalui pedoman proses pembentukan pengistilahan kata, tetapi terbentuk melalui pergeseran bahasa yang berawal dari satu kata yaitu 'terbuka'.

Mendengar frasa kata 'orang yang terbuka' mungkin sebagian orang tidak mengetahui maknanya, terutama pada kategori orang-orang awam. 

Apa sih 'orang yang terbuka' itu? Apakah tubuh orangnya yang terbuka? Apa pakaian orang ini yang terbuka? Secara spesifik makna frasa tersebut sangat ambiguitas. Sebab, secara gramatika, kata tersebut tidak tersusun rapi sehingga tidak menemukan titik yang jelas terhadap kata tersebut.

Banyak pengguna bahasa di kalangan masyarakat yang mengatakan sebagai berikut.

  • "Dia orang yang terbuka kok, jadi tenang saja, tidak usah khawatir."
  • "Jadi orang tuh yang terbuka, jangan tertutup begini!"
  • "Senang sekali saya memiliki kekasih seperti dia, sebab dia orangnya terbuka"
  • Dsb.

Berdasarkan ketiga contoh kalimat di atas merupakan kalimat-kalimat dari frasa 'orang yang terbuka' yang sering digunakan di masyarakat. 

Penggunaan frasa 'orang yang terbuka' bisa diungkapkan dalam berbagai situasi, intonasi, dan nada, seperti dalam keadaan marah atau santai sekali pun frasa kata tersebut dapat digunakan. Lalu, apa maknanya? Sehingga banyak sekali menggunakan frasa tersebut.

Menurut Suwardjono (1990: 1) mengatakan bahwa, "istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu."

Dengan demikian, berdasarkan ungkapan tersebut bahwa terbentuknya istilah 'orang yang terbuka' terdapat konsep dan proses yang dilalui sehingga membentuk istilah 'orang yang terbuka' yang lazim digunakan oleh masyarakat umum.

Pada contoh kedua pun terdapat lawan makna dari frasa 'orang yang terbuka' yaitu tertutup. Sedikit demi sedikit sudah mulai terkuak makna frasa istilah tersebut. Sebab, ada kata terbuka, di situ juga ada kata tertutup karena keduanya saling berkaitan.

Masing-masing kata yang berdiri sendiri memiliki maknanya tersendiri, seperti kata 'terbuka' yang berasal dari kata 'buka' yang diimbuhkan ter- bermakna, tidak sengaja dibuka; tidak tertutup; tersingkap. Begitupun sebaliknya, kata 'tertutup' yang memiliki makna sebaliknya yaitu bermakna terkunci, terkatup, tidak terlihat isinya; tidak terbuka; tidak untuk umum.

Menurut Susanti. E (2016: 233) dalam jurnalnya mengatakan, "Setiap kata saling berhubungan mendukung sebuah arti dan makna dalam kalimat. Bentuk kata berawal dari kata dasar. Kata dasar tersebut mengalami perubahan seperti (1) kata turunan (afiksasi), (2) perulangan kata (reduplikasi), (3) penjumlahan (kata majemuk), dan (4) gejala bahasa."

Berdasarkan yang dikemukakan oleh Susanti, bahwa kata dasar 'terbuka' ini bisa membentuk suatu arti dan makna dalam sebuah kalimat yang lebih luas lagi, jika kata dasar tersebut mengalami perubahan seperti pada keempat poin tersebut.

Mari kita lihat melaui proses pembentukannya, dari salah satu makna kata 'tertutup' yaitu 'tidak untuk umum' atau 'tidak terlihat isinya'. Berdasarkan makna tersebut kata 'tertutup' bisa merujuk ke arah sifat atau hal-hal yang menyatakan sifat. 

Seperti sifat tertutup yaitu sifat yang dimiliki orang seseorang yang tidak ingin dirinya banyak diketahui orang lain (umum) atau segala yang ada di dalam dirinya, yang tidak ingin terlihat isinya berkaitan dengan perasaan, mental, dan pikirannya.

Sumber ilustrasi: Kotamobagupost.com
Sumber ilustrasi: Kotamobagupost.com

Oleh karena itu, penggunaan istilah 'orang yang terbuka' lebih tepat digunakan atau diungkapkan pada sasaran situasi yang menyatakan perihal sifat. Fokus dan tujuannya pun harus mengarah ke dalam kontituen pemaknaan istilah itu sendiri. 

Maka, implementasi masyarakat dalam penggunaan istilah 'orang yang terbuka' harus memenuhi sasarannya. Jika tidak tepat pada sasarannya maka korelasi pemaknaannya akan tidak sesuai pada situasi tutur sehingga akan mengalami disruptif makna.

Dengan demikian, konklusi pemaknaan istilah 'orang yang terbuka' sudah semakin jelas. Jika, dilihat dari analisis tentang kata tertutup yang merujuk kepada sifat. Maka, kata terbuka juga dapat merujuk pada makna yang menyatakan sifat. Jadi, jika ditambahi kata dasar lain yaitu 'orang', akan bermakna menyatakan sifat seseorang yang terbuka.

Seseorang yang terbuka adalah orang yang ingin dirinya berikut mengenai mental, perasaan, dan pikiran diketahui oleh orang lain. Orang yang terbuka juga sering dilabeli orang yang jujur, orang yang terbuka juga dimaknai sebagai orang yang mau berbicara di depan umum (public speaking).

Istilah lain dari kata orang yang terbuka yaitu dikenal juga sebagai orang yang ekstrovert, sedangkan orang yang tertutup dikenal sebagai orang yang introvert. 

Dengan demikian, berdasarkan pembentukan proses istilah frasa 'orang yang terbuka' dibentuk oleh pergeseran antara masing-masing makna dari kata dasar tersebut sehingga menemui dan membentuk sebuah istilah lazim yang sering digunakan dalam berkomunikasi di masyarakat.

"Jadilah orang yang terbuka, agar diri Anda dikenal oleh orang lain"

Referensi:

Suwardjono. (1990). Pedoman umum pembentukan istilah. Ed 2. Jakarta: Kemendikbud.

Susanti. E. (2016). Glosarium kosakata bahasa Indonesia dalam ragam media sosial. DIALEKTIKA: Jurnal Bahasa. 3 (2). 229-250.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun