Ini berawal dari sebuah kisah seorang laki-laki yang ingin mendambakan datangnya sebuah cinta dalam kehidupannya. Namun, hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang telah diharapkannya. Tak satupun cinta menghampirinya. Sehingga ia memutuskan untuk membuang jauh-jauh harapannya ini. Pada akhirnya hatinya diselimuti oleh kegelapan. Hari-harinya terasa kosong, mati rasa dan tak berdaya. Hal ini membuat timbulnya perasaan benci. Ia memandang segala dunia dengan mata penuh kebencian.
Akibatnya ia menjadi menjadi pobhia sosial. Ia ingin jauh dari segala keramaian. Pada akhirnya individualisme menjadi sebuah idologi yang dianutnya. Ia merasa muak dengan semua orang. Ia menjadi gila dan terus berkhayal sebagai bentuk pelarian diri dari impian dan cinta yang sulit dicapai. Merasa dunia ini tidak memberikan tempat baginya ia menulis sebuah catatan-catatan yang berisi pernyataan bahwa ia tak kan pernah percaya dengan cinta. Yang isinya sebagai berikut:
Apakah benar didunia ini ada cinta? Tidak, dunia ini bagiku adalah sebuah beban. Dikepala terasa sakit kalau memikirkan tentang kehidupan. Mungkin lebih tepatnya aku adalah seorang Iblis yang dipenuhi rasa benci. Cinta itu palsu, cinta itu tipuan, dan tipuan itu dosa. Berarti cinta itu membuat seseorang dosa. Bisakah hanya dengan melihat orang bahagia dengan cinta membuatku percaya? Hah, aku tak yakin itu. Didunia ini tidak ada cinta. Percaya dengan cinta itu adalah perbuatan nihil dan tak berguna.
LOVE KILLER
Fikiran yang selalu dipenuhi kegundahan
Jiwa yang selalu terombang-ambing dalam…
Roda kehidupan
Mati rasa hilang asa didalam benak
Bingung sulit diungkapkan kata-kata
Jati diri yang sudah hilang
Langkah selalu dituntun amarah
Logika selalu tak berdaya
Ya… akulah sang patung
Duduk terdiam dan merenung
Diri dan hasrat yang terkurung
Merasa hangat dan nyaman didalam sarung
Dibalik kehidupan yang selalu berkabung
Aku melewati tiga masa
Meniti jalan penuh derita
Menunbuhkan kebencian yang membara
Yang tak pernah percaya dengan cinta
Tiada kata cinta dihati
Bahkan sebesar biji sawi
Takkan kubiarkan bersemi
Hangus terbakar oleh benci
Apakah akhir dari kehidupan laki-laki tersebut? Seseorang tak kan pernah tahu. Karena hidup berjalan bukan atas dasar kemaunnya. Akan tatapi kehendak yang maha kuasa.
Kita sadar bahwa kehidupan ini bukan milik kita tapi mlikNYA. Kita tidak bisa protes dengan apa yang telah diberikan olehNYA kepada kita. Cinta, kebahagian, dan kebencian semua diatur olehnya. Yang hanya bisa dilakukan menerima semua keadaan yang telah Dia berikan. “kita sendiri tidak punya hak terhadap diri kita”.