Mohon tunggu...
Ridwan Luhur Pambudi
Ridwan Luhur Pambudi Mohon Tunggu... Lainnya - Unpad - Jurnalistik '21

Numismatik • Astronomi • Mitigasi • Multimedia #BudayaSadarBencana #SantaiPakaiNonTunai

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dilema UTBK dan Ancaman Klaster Baru Korona

5 Juli 2020   17:23 Diperbarui: 5 Juli 2020   17:23 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi UTBK (ristekdikti)

Keputusan Pemkot Surabaya tentang kewajiban rapid test ini tetunya membuat banyak peserta merasa keberatan. Terlebih biaya yang dikeluarkan untuk rapid test tidaklah murah. Selain itu, hasil rapid test nyatanya tidak sepenuhnya akurat, sehingga bagi mereka yang reaktif belum tentu positif virus korona.

Salah satu peserta UTBK di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang tidak ingin disebutkan namanya menceritakan bahwa dirinya reaktif rapid test. Itu artinya dia tidak dapat mengikuti UTBK sesuai dengan yang sudah dijadwalkan. Meski demikian, dia akan menjalani swab test untuk memastikannya. Apabila hasilnya negatif, maka dia dapat mengikuti UTBK dengan jadwal yang baru.

"Saya akan menjalani swab test. Semoga negatif. Kalau negatif masih bisa rescheduled." Ujarnya ketika dihubungi melalui twitter.

Meski sebelumnya merasa kaget atas hasil rapid test yang reaktif serta aturan yang dikeluarkan Pemkot Surabaya. Dia dapat memakluminya karena kondisi di Surabaya yang zona merah. Namun, sangat menyayangkan informasi yang diumumkan terkesan mendadak.

"Untuk saran kedepannya saya harap sebisa mungkin jangan memberikan pengumuman terlalu mendadak dan kalau bisa pemkot memberikan fasilitas rapid gratis kepada peserta UTBK di Surabaya, mengingat biayanya yang mahal." Pungkasnya.

Segala perubahan aturan UTBK tahun ini yang diumumkan mepet seringkali membuat dilema bagi para pesertanya. Namun, semua dapat memakluminya, mengingat keadaan pandemi Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi. Tentunya kita semua tidak ingin pelaksanaan UTBK yang menjadi syarat seleksi masuk perguruan tinggi negeri ini malah menjadi wadah penyebaran atau klaster baru virus korona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun