Mohon tunggu...
Ridwan Hidayat
Ridwan Hidayat Mohon Tunggu... -

Baca, tulis, ide, mimpi, harapan, dan cita-cita\r\nBlog : www.ridwanhidayat.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisah dari Tanah Konflik Palestina (Resensi Novel)

2 September 2011   01:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:18 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah Ulasan dari Novel The Gate of Heaven Awalnya, mereka adalah agen mata-mata dari warga Palestina yang dididik Israel. Shin Bet julukannya. Bekerja untuk memata-matai aktivitas HAMAS di Jalur Gaza. Sebagian besar latar belakang mereka disebabkan oleh ketidaksukannya dengan aktivitas HAMAS. Bagi mereka, perlawanan HAMAS terhadap Israel menyebabkan keluarga mereka menjadi korban peperangan. Yahya, salah satu agen mata-mata tersebut contohnya. Ia terpaksa menjadi agen Shin Bet dikarenakan usahanya untuk bisa membebaskan istri dan anaknya akibat salah tangkap yang dilakukan pihak Israel. Namun sayang, Israel menunjukkan kelicikannya. Setelah merasa tidak membutuhkan mereka lagi, Israel berupaya membunuh agen-agen tersebut. Padahal, mereka sedang meminta bantuan dari kejaran para pejuang HAMAS ketika akan berlangsung agresi besar-besaran Israel yang bernama Cash Lead II untuk membumi hanguskan Gaza. Disitulah inti cerita itu dimulai. Upaya pembunuhan kepada agen-agen Shin Bet gagal setelah Pejuang HAMAS dari pasukan Izzudin Al Qasam menyelamatkan mereka. Kalau tadi Israel menunjukkan kelicikannya, justru disini HAMAS menunjukkan kebijaksanaannya. Abu Sulaiman, komandan tertinggi sayap militer HAMAS tidak menaruh dendam terhadap mereka meskipun agen Shin Bet tersebut berjasa dalam beberapa pembunuhan pemimpin HAMAS oleh Israel. Mereka tidak di hukum atau dibunuh. Abu Sulaiman pun juga memahami latar belakang agen Shin Bet tersebut berada. Sehingga, ia hanya memberi dua pilihan terhadap mereka, berdiam diri di ruangan tempat mereka dikumpulkan hingga perang selesai lalu dikembalikan kepada keluarga mereka masing-masing atau ikut bersama para Pejuan HAMAS membela tanah Gaza. Drama persaudaraan pun tersaksikan. Kata-kata Abu Sulaiman menaruh haru di hati para agen Shin Bet. Tidak hanya Abu Sulaiman, hampir semua pejuang HAMAS menjamin keselamatan mereka karena permintaan dari keluar-keluarga mereka agar tidak dibunuh. Kesetikawanan para pejuang HAMAS meberikan kesadaran para agen Shin Bet terhadap nilai-nilai perjuangan yang di anut HAMAS. Hingga akhirnya, agen Shin Bet tersebut mengambil pilihan untuk ikut serta berjuang dengan HAMAS. Mereka menjaminan nyawa mereka sebagai bentuk ungkapan penebus kesalahan. Bergabungnya para agen Shin Bet ke dalam barisan pasukan pejuang Palestina yang terdiri dari beberapa faksi sayap militer memberikan angin segar dalam pemantapan strategi pertempuran kota. Kisah heroik para agen Shin Bet pun muncul. Ramuan kecerdasan dalam menyusun formasi taktik pertempuran memberikan gambaran cerita yang apik dan mengharukan. Drama inilah menjadi puncak gagasan pada novel The Gate of Heaven. Bukan sekedar plot pertempuran saja yang ditampilkan, novel yang dituliskan oleh R.h Fitriadi ini juga hadir dengan berbagai kisah yang membentuk puzzle cerita. Dengan apik ia menceritakan bagaimana romantika pasangan muzahid di detik-detik agresi militer Israel. Latar belakang kisah tokoh-tokohnya pun ia sajikan dengan detail. Drama pengungsian warga Gaza yang melibatkan kebijakan pemerintah Mesir melengkapi suasana genting pra pertempuran. Novelis asal Aceh ini dengan berani menampilkan tokoh-tokoh nyata dalam ceritanya. Sebut saja Husni Mubarok, Ismail Haneya, Simon Peres, dan berbagi pejabat Israel lainnya, tampil dengan dialog-dialog sesuai peranan mereka di dunia nyata. Setting yang dipakai dalam kisah-kisah yang ditampikannya pun sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Meski sang penulis belum pernah ke Pelestina dan Israel, nampaknya ia serius dalam melakukan riset dengan mengumpulkan berbagai literatur dan informasi untuk mendukung imajinasi pembaca, sehingga kondisi tanah konflik yang ditampilkan benar-benar nyata. Pembaca akan dibawa dengan dekat untuk mengenal lebih jauh bagaimana situasi konflik tersebut yang sebenarnya. Novel ini lahir bukan tanpa motivasi. Sang penulis pernah bercerita dalam sebuah acara bedah buku bahwa banyak pemberitaan media-media tentang konflik palestina dan kejahatan yahudi di dunia hanya bersifat musiman. Ia ingin menghadirkan karya yang jika membacanya dapat merasakan bagaimana konflik itu sebenarnya terjadi. Tekadnya ia coba wujudkan dengan menghadirkan karya sastra berdasarkan data dan fakta yang tidak fiktif. Menurutnya, meski hanya karya sastra, namun dapat berefek merubah keyakinan seseorang terhadap sebuah kejadian. Seperti yang dicontohkan oleh karya sastra yang berjudul Anne Frank. Meski hanya cerita fiksi tentang diari seorang anak di camp holoucost, telah menciptakan keyakinan bahwa kisah di novel tersebut adalah kejadian nyata. Sehingga, ia mencoba menggambarkan bagaimana situasi kenyataan di Palestina agar masyarakat muslim dapat melihat palestina dengan sisi yang lain melalui novel ini, yaitu sisi yang bisa dirasakan melalui bahasa sastra. Memang, novel ini berbeda dengan novel lainnya. Banyaknya tokoh yang ditampilkan membuat tidak adanya tokoh inti yang bermain dalam satu kesatuan plot cerita. Terlihat, penulis berusaha menggambarkan kondisi kehidupan rakyat Palestina dari berbagai model plot cerita, sehingga terkesan tidak fokus. Seperti yang dibilang tadi, semua plot-plot cerita tersebut layaknya puzzle yang disusun membentuk satu kesatuan cerita. Namun terkadang, beberapa plot yang ada terkesan tidak penting untuk diceritakan. Sebab, tidak ada hubungannya untuk mendukung tujuan cerita. Sebut saja tokoh yang bernama Fatah dan istrinya Nafisha yang sedang hamil. Kisah romantika mereka pun terkesan tidak perlu dan tidak ada hubunganya hingga akhir cerita. Tidak hanya itu, Penggunaan senjata rahasia yang digunakan HAMAS tidak ia ungkapkan dengan detail. Terasa sekali tokoh seorang ahli dalam penyabotase gelombang elektromagnetik melalui teknologi pengindraan jarak jauh tidak jelas siapa mereka dan apa hubungannya dalam proses kemenangan HAMAS. Juga, rahasia meledaknya secara tiba-tiba ratusan pesawat tempur Israel tidak terungkap penyebabnya. Nampaknya, disinilah ada keinginan penulis memberikan tanda tanya pada plot-plot cerita yang tidak jelas hubunganya. Dapat dikatakan, novel ini belum selesai. Kelanjutan tokoh Fatah dan Nafisha serta penggunaan teknologi rahasia HAMAS bisa jadi dapat ditemukan di novel berikutnya, The Messiah Project. Selamat menikmati trilogi cerita dari tanah konflik. Tunggu saja ulasan novel berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun