Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Membunuh Selera Merokok

20 Agustus 2014   05:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:05 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara urusan rokok sama halnya dengan bicara tentang kegemaran seseorang makan jengkol dan petai. Meskipun kedua barang tersebut dicap hama oleh sebagian orang karena menyebarkan bau di mulut dan di kamar mandi, tetapi tetap saja bagi sebagian yang lain kedua barang tersebut dianggap makanan istimewa. Situasi yang sama terjadi sama rokok. Untuk mereka yang tidak merokok, terutama mereka yang paham dengan bahaya rokok dan para aktivis anti rokok dan tembakau menganggap rokok itu selain tidak memberi manfaat, tetapi mendatangkan kerugian baik dari segi kesehatan dan finansial. Akan tetapi bagi para pecandu rokok bahwa rokok adalah barang istimewa yang harus dinikmati sepuas-puasnya, meskipun sebagian diantara pecandu rokok tahu bahaya rokok.

Rokok, Jengkol, dan Petai tidak dapat dipisahkan dengan selera. Selera ketiganya nyaris sama, tetapi cara menikmatinya tidak sama. Jengkol dan petai akan lebih dinikmati secara bersamaan dengan makan nasi, ikan asin jambal roti , dan sambel terasi daripada dinikmati dengan keju atau spagetti. Waktu yang paling pas untuk makan jengkol dan petai pada saat makan siang ketika matahari sedang terik-teriknya membakar kulit bumi. Hal lainnya dari jengkol dan petai tidak bisa dijadikan makanan camilan, tidak seperti gorengan atau kue. Jika jengkol dan petai dijadikan camilan, selain menggangu lingkungan, juga akan mendapat ejekan.

Sedangkan Rokok dinikmati tanpa harus dihisap bersamaan dengan makan nasi. Cukup ditemani dengan secangkir kopi manis dan sekerat gorengan. Dan istimewanya rokok itu dapat dinikmati kapan saja. Mau pagi ok, Siang Ayo, Sore siap, dan malam monggo wae. Asalkan suka, silahkan saja. Hal lainnya yang membedakan selera rokok dengan jengkol dan petai adalah bahwa rokok dapat dinikmati pada saat-saat diskusi, terutama diskusi politik yang akhir-akhir ini kian seru.

Atas dasar selera itulah, kenapa pemerintah sulit sekali mengajak masyarakat untuk meninggalkan rokok dan kembali kepada hidup sehat. Padahal usaha-usaha pemerintah untuk mengkampanyekan bahaya rokok sudah menggunakan beragam cara mulai melarang pengiklan rokok  dilarang diperlihatkan sedang merokok atau dalam adegan orang yang sedang rokok dalam film dikaburkan gambarnya, kemudian ditulis peringatan bahaya rokok dibalik kemasan rokok, sampai yang terakhir, diperlihatkan gambar-gambar yang cukup seram di balik kemasan rokok, Tetapi lagi-lagi pemerintah KO, jumlah perokok makin meningkat. Namun demikian, pemerintah tidak seharusnya menyerah. Ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membunuh selera orang untuk merokok mulai dari yang cara ekstrim sampai dengan cara-cara kompromi. Langkah-langkah tersebut yaitu :


  1. Menutup pabrik-pabrik rokok. Ini adalah cara yang paling ekstrim, karena akan bertabrakan dengan kepentingan pemerintah sendiri. Cukai rokok termasuk penyumbang terbesar pendapatan pemerintah, selain itu penutupan pabrik berimplikasi pada meningkatnya jumlah pengangguran. Jika cara ekstrim tidak bisa dilaksanakan, gunakan cara kompromi lainnnya, yakni :
  2. Membatasi penjualan rokok. Rokok harus dijual ditempat-tempat tertentu. Tempat tertentu yang dimaksud adalah toko-toko besar dan sejenisnya. Tempat tersebut dilabeli cap pemerintah.
  3. Mengeluarkan surat ijin pribadi merokok (SIPM), fungsi dan kegunaannya hampir sama dengan SIM. SIPM harus ada batasan 18 thn keatas dan 55 thn kebawah. Dana SIPM dapat digunakan untuk membiayai si perokok nantinya.
  4. Memperbanyak area-area bebas rokok.

Langkah tersebut memang bukan salah satu untuk membunuh selera rokok, tetapi setidaknya mampu mengurangi gerak dan batasan orang untuk merokok. Jengkol dan Petai sih masih ada vitaminnya, Kalau rokok apa yang diharapkan. Yes.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun