Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Koffie Drinken 1: Masa Kecil Mohammad Hatta

24 Februari 2020   06:47 Diperbarui: 24 Februari 2020   06:48 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bung Hatta memiliki seorang kakak perempuan yang merupakan saudara seibu dan sebapak, dan memiliki empat saudara tiri yang berbeda bapak yang merupakan anak dari Bapak Tirinya yang bernama Haji Ning. Seorang saudagar yang berasal dari Palembang dan menetap di Bukittinggi.

Ayah kandung Bung Hatta bernama Haji Muhammad Djamil, anak Syekh Batuhampar. Ia meninggal dalam usia 30 tahun, waktu Bung Hatta berusia 8 bulan. Menurut Ibunda Bung Hatta, ia adalah sosok potret hidup dari Almarhum Ayahandanya. Batuhampar adalah tempat kelahiran Ayah Bung Hatta yang letaknya tak jauh dari Payakumbuh. Berpuluh tahun kampung tersebut terkenal sebagai pusat pendidikan agama Islam. Dari seluruh Sumatera juga Kalimantan dan Malaya, semua orang datang belajar kesana. Kampung itu mulai terkenal sejak Datuk Syekh Abdul Rahman diakui sebagai ulama besar disitu. Beliau bukan saja seorang guru agama yang besar pengaruhnya, tetapi juga seorang ahli tarekat Islam yang mengajarkan megenai tauhid dan sifat 20.

Keluarga Ayah Bung Hatta merupakan keluarga dengan latar belakang keagamaan yang kental. Setelah Kakek dari ayahnya meninggal sebagai Syekh Batuhampar, maka kedudukan itu diwariskan kepada Paman Bung Hatta yang bernama Gaek Arsjad. Hubungan Bung Hatta dengan keluarga ayahnya bermula saat Bung Hatta mulai menginjak usia 7 tahun. Sekurang-kurangnya Bung Hatta diajak berziarah ke Batuhampar oleh Pamannya sebanyak dua kali dalam setahun. Dari situlah Bung Hatta mulai mempelajari bagaimana mesti hidup dan bergaul secara Islam. Paman Bung Hatta sangat pintar menanamkan pemahaman agama ke dalam diri Bung Hatta yang saat itu masih kecil dan belum mampu memahami bahasa agama yang cukup sulit untuk dipahami. Hal itu menjadikan Bung Hatta kian mudah memahami ajaran Islam dari Pamannya tersebut.

Meski begitu, Bung Hatta tetap tumbuh sebagai seorang anak yang kritis dan senang menanyakan banyak hal yang menurutnya perlu untuk ditanyakan. Seperti saat ia mendengar pernyataan dari seseorang bahwa Allah bersemayam di langit ke tujuh di atas singgasana yang indah sekali lengkap dengan kisah mengenai bidadari dan malaikat-malaikat, saat kunjungannya ke Batuhampar suatu kali. Bung Hatta menanyakan kebenaran mengenai hal itu kepada Pamannya, Syekh Arsjad. Paman Bung Hatta hanya tersenyum mendengar pertanyaan keponakannya itu, lalu berkata bahwa pandangan itu salah. Sebab segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah hal yang baru. Langit, Bumi, Bulan, Matahari dan segala hal yang ada di dunia ini adalah hal yang baru, sementara Allah tidak baru. Segala yang dijadikan sifatnya baru dan Tuhan tidak baru. Allah adalah Dzar yang tidak serupa dengan yang baru, segala yang diadakan oleh Allah akan berakhir pada hari kiamat sedangkan Allah akan kekal selama-lamanya.

(Dari Buku Trilogi: Biografi Mohammad Hatta. Untuk Negeriku - Bukit Tinggi Rotterdam Lewat Betawi. Penerbit: Kompas)

Selanjutnya saya akan mengirim bagian-bagian lanjutannya, jadi jangan sampai ketinggalan. Tentu dengan bahasa yang sudah dikemas dengan pembahasaan saya dengan ejaan yang disempurnakan. Salaam Pancasila...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun