Mohon tunggu...
Ridho Putranto
Ridho Putranto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agenda Intelektualisme HMI di Abad 21 (Refleksi 77 Tahun Himpunan Mahasiswa Islam)

4 Februari 2024   23:54 Diperbarui: 4 Februari 2024   23:58 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Nilai-nilai keislaman yang menjadi spirit HMI mencakup pada tataran substansial sebagai implikasi logis dari paham akidah tauhid yang menjadi inti dari ajaran Islam itu sendiri. Sehingga, inilah yang kemudian menjadi nafas perjuangan intelektual bagi tiap kader.

Selain itu, paham keislaman di HMI tak bisa terlepaskan dari sudut pandang keindonesiaan. Bak dua sisi mata koin, nilai keislaman dan keindonesiaan di tubuh himpunan tak bisa terlepaskan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga, tak ada dikotomi atau pemisahan yang berarti antara semangat keislaman dan keindonesiaan yang terpatri di dalam diri setiap kader himpunan.

Manifestasi dari nilai keislaman adalah bagaimana menciptakan segelintir individu-individu berkualitas yang jika terorganisir dengan baik mampu untuk mewujudkan tujuan mulia yang dicita-citakan HMI yaitu terwujudnya  masyarakat adil makmur yang diridhoi Alah SWT. Sehingga, semangat keindonesiaan adalah wujud nyata dari doktrin nilai Islam sebagai ajaran yang rahmatan lil' alamin atau rahmat bagi seluruh alam semesta.

Kedua prinsip fundamental ini yang kemudian menjadi dasar pijakan dalam mewujudkan konsep intelektualitas HMI. Inilah yang menjadi corak setiap kader HMI dimanapun ia berproses bahwa sangat keislaman dan keindonesiaan yang menjadi ruh perjuangan itu tak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Dewasa ini, kita melihat kecanggihan teknologi telah menunjukkan berbagai problematika di samping manfaat yang ditawarkan. Telah terjadi perubahan secara masif dalam konteks kehidupan sosial budaya yang ditimbulkan akibat arus penggunaan teknologi ini. Dekadensi moral dan degradasi intelektualitas adalah berbagai problematika yang dimunculkan akibat adanya pergeseran secara besar di era modern hari ini.

Hal ini yang kemudian menjadi sebuah tantangan bagi kader HMI sebagai kader umat dan kader bangsa agar bagaimana untuk mampu selalu berdiri menjadi pilar perubahan yang membawa semangat transformasi bagi bangsa Indonesia. Maka dari itu, agenda intelektualisme HMI di abad 21 ini adalah bagaimana menjadikan HMI selalu responsif terhadap segala permasalahan yang muncul di tengah umat dan bangsa.

Artinya bahwa, intelektualitas yang berkembang di tubuh himpunan tak bisa terlepaskan dari konteks realitas yang ada. Para kader himpunan harus mampu memposisikan dirinya sebagai seseorang yang dapat memberikan perubahan bagi masyarakat luas sebagai suatu konsekuensi dari tugas dan tanggung jawab dari kaum intelektual.

Konsepsi ini tak bisa dilepaskan dari lima kualitas fundamental yang menjadi landasan utama dalam perjuangan kader HMI yakni kualitas insan cita. Oleh karenanya, kultur intelektualisme yang menjadi identitas kader HMI haruslah senantiasa menilik spirit lima kualitas insan cita sebagai suatu nafas perjuangan yang tak lekang oleh waktu dan menjadi pegangan bagi para kader HMI dimanapun ia berhimpun.

Perkaderan sebagai tulang punggung organisasi mampu untuk mengkonstruksi cara pandang, sikap dan perilaku dari setiap kader yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadist untuk bagaimana menciptakan kualitas kader yang memiliki intelektual, emosional dan spiritualitas yang saling berkaitan satu sama lain.

Sehingga, dalam konteks ini, perkaderan memainkan peranan yang sangat urgen sebagai wahana dalam menciptakan segelintir kader yang loyal dan militan dalam berproses serta cakap dan mumpuni secara kapabilitas individual.

Selain itu, perkaderan sebagai elan vital di tubuh HMI haruslah kompatibel dengan perkembangan zaman yang terjadi. Visi perkaderan yang bertujuan demi menciptakan kader berkualitas insan cita, harus mampu beradaptasi dengan pengembangan teknologi digital yang telah menjadi keseharian dari umat manusia yang pada intinya adalah mampu menciptakan kader umat dan kader bangsa yang dapat menjadi tulang punggung himpunan dalam mengatasi tantangan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun