Hari ini aku merasa tidak bisa menulis tulisan yang bagus. Tetapi aku tetap menulis. Soalnya aku tidak peduli tulisanku bagus atau tidak kata orang lain. Yang penting bagus kataku. Dan soalnya aku sudah paham, bahwa tulisan yang bagus menurutku adalah tulisan yang bagus.
Rumus yang sederhana sekali itu aku dapatkan dari membaca tulisan Austin Kleon di Blog-nya. Ditulis olehnya, "tulisan yang bagus seringkali hanya menunjuk pada sesuatu".
Sebentar. Apakah Anda bingung? Kalau iya, maka sama. Sama-sama bingung. Serius. Sama, dulu aku bingung waktu pertama baca itu. Kalau sekarang Alhamdulillah lumayan bingung. Setidaknya lumayanlah.
Oleh karena itu, aku hanya bisa jelaskan dengan ada tambahan kata menurutku. Menurutku, maksudnya menunjuk sesuatu adalah menunjuk betapa menariknya sesuatu itu. Pembaca kita buat hanya memerhatikan sesuatu itu. Maka kita, sebagai penulis kasih tunjuk ke sesuatu itu termasuk detail-detailnya yang membikinnya unik, atau menarik untuk ditunjuk.
Nah, apa yang ditunjuk terserah yang nulis tentunya. Dan sekarang artinya terserah aku. Dan aku mau menunjuk tulisan yang kusebut tulisan yang bagus. Alias aku mau menunjuk tulisan yang ingin kucapai, kutuju. Soalnya kalau sudah mencapai yang kutuju aku merasa sudah mencukupi kadar bagus dalam tulisanku.
Apa saja yang mesti kutuju agar biar tulisanku bagus? Adalah sebagai berikut.
Manfaat
Ini sangat mudah dan pakai sekali. Sebelumnya aku pernah menulis tulisan/esai berjudul, Tiada Yang Tidak Bermanfaat. Makanya ini jadi tidak usah dipikirin banget. Paling kita harus tegas dalam menggarisbawahi apa yang ingin kita anggap sebagai bermanfaat.
Dalam hal ini, tulisan ini, maka manfaatnya adalah mengetahui cara membuat tulisan yang bagus versiku. Atau kalau pingin tidak sombong, manfaatnya adalah mengetahui bahwa ada tulisan macam ini.
Sederhana
Sederhana kalau menurutku adalah tidak mengumbar-umbar kata dengan sia-sia. Juga dapat memahamkan pembaca dengan mudah. Tetapi jika ada kalimat indah atau humor maka tidak masalah, sebab itu tidak sia-sia. Itu menghibur, membikin pembaca senang. Kayaknya.
Humor
Harus mengandung kelucuan walaupun itu hanya menurut si penulis. Walau yang tertawa aku sendiri. Sebab jika tidak, maka menulis kurang menyenangkan buatku sebagai penulis. Dan bisa-bisa aku cepat merasakan kebosanan, dan tidak berguna. Menghibur diri, menggembirakan diri saja tidak bisa, apalagi menggembirakan dia.
Tidak menggurui
Sejatinya, aku bukanlah orang yang suka mengajak apalagi menggurui. Karena aku juga tidak suka diajak atau digurui. Memberi tahu pendapatku saja aslinya aku enggan. Aku bukan orang yang narsistik. Tapi mau macam apa lagi aku eksis di dunia ini jika tidak bisa berpendapat apa-apa.
Ya kalau tidak bisa dengan cara omong-omong langsung, maka aku pilih tidak langsung. Alias dengan menuliskannya. Jadi aku hanya membagikan pendapatku, persepsiku. Apakah kalian setuju atau tidak, tidaklah masalah. Mungkin rasanya jadi seperti aku menawarkan bacaan berisi gagasan, lalu kalian bebas mau menerima atau tidak.
Tapi terserah sih mau dianggap kayak apa. Karena aku itu pinginnya pembaca bisa merdeka memilih sikapnya sendiri dengan penuh kesadaran. Masa' aku harus menghipnotis pembaca dengan tulisan biar sadar?