Setiap hari Zen dan Rara berjualan kue keliling, demi hari hasil jualan mereka laris manis, banyak yang membeli dagangan kue mereka, setelah enam tahun lamanya. Hasil kerja keras dagangan Zen dan Rara bisa mencapai membuka toko kue mereka sendiri, toko mereka kue dagangan mereka bisa membuat toko kue sendiri, tokoh kue yang sangat besar, Zen dan Rara sangat senang bisa mencapai usahanya membuat bisnis mereka berdua.
“Alhamdulillah ya Rara, akhirnya kita bisa buat tokoh kue kita sendiri” ucap Zen sambil tersenyum.
“Iya Zen, alhamdulillah, berkat kamu juga kamu sudah membantu saya.” ucap Rara dengan rasa senang.
“Iya Rara, ini juga berkat kamu bisa jago buat kue enak.” ucap Zen sambil tertawa.
“Haha, bisa aja sih kamu” ucap Rara sambil tersenyum.
“Oh ya Rara, aku mau bicara jujur sama kamu.” ucap Zen penuh serius.
“Oh iya, silakan.” ucap Rara.
“Berkat Tuhan, Tuhan mengirimkan aku pendamping yang sangat aku cintai hari ini, yaitu kamu Rara, kamu sudah mengajarkan aku tentang ikhlas dan perjuangan oleh kamu, dan izinkan aku, aku ingin memiliki kamu hingga akhir hayat, maukah kamu mau ingin menikah dengan aku Rara?” tanya Zen sambil menatap Rara.
“Zen kamu” jawab Rara dengan penuh kaget.
Lalu Zen terdiam.
“iya Zen aku mau” jawab Rara mengeluarkan air mata.