Itulah hidup.
Ada yang bisa ditiru, ada yang tidak dalam diri seseorang. Meski berbuih-buih seorang motivator kondang mengatakan bahwa kerja keras tidak bakal mengkhianati hasil, tetap saja yang namanya nasib dan rejeki seseorang tidak bakalan sama dari yang satu dengan lainnya. Karena itulah kodrat strata social ekonomi masyarakat yang beragam sepanjang zaman.
Professional kesehatan saat ini tidak sedikit yag menekuni dunia di luar profesi mereka. Ada yang jadi artis, anggota DPR, anggota dewan di tingkat Pemerintah Daerah, ada yang jadi pejabat tingkat desa, bahkan menggeluti dunia hiburan seperti Stand Up Comedy.Â
Tentu saja tidak semuanya bisa menekuni hal yang sama seperti jadi artis, entertainer atau anggota dewan. Bagaimanpun, manakala tidak menemukan jalan sesuai profesi, mereka tetap berusaha untuk menggeluti profesi lain demi menyambung hidupnya agar tidak selalu bergantung pada orangtua mereka.
Ada 4 macam terobosan yang dilakukan oleh rekan-rekan professional kesehatan ini jika tidak mendapatkan pekerjaan sesuai passionnya. Yakni: ada yang menekuni bidang yang sama.
Kelompok pertama ini kelompok professional kesehatan yang juga menekuni dunia kesehatan namun di sector informal,. Misalnya membuka klinik sendiri atau praktik mandiri.Â
Bisnis seperti ini tidak gampang dilakukan karena banyak syarat berbelit serta modalnya tidak sedikit. Selain modal uang, butuh pengalaman, tanah, kantor atau rumah, pemilihan lokasi, serta network. Belum lagi masalah perizinan yang panjang prosesnya. Perlu banyak pertimbangan guna merealisasikannya.
Kelompok kedua adalah mereka yang menekuni bisnis dunia kesehatan, namun di luar profesi awalnya. Misalnya, perawat yang kemudian menggeluti dunia farmasi. Bidan yang kemudian menekuni penjualan alat-alat kesehatan.Â
Praktik seperti ini banyak dilakukan oleh teman-teman sebagai kegiatan sampingan (Part Time job). Bisa dilakukan secara online, tidak perlu ribet ke luar rumah, butuh transportasi, uang bensin dan lain sebagainya.
Kelompok ketiga adalah mereka yang menekuni profesi non kesehatan. Dengan kata lain, mereka melepaskan total baju profesinya kemudian memasuki dunia baru. Misalnya membuka toko, restaurant, jual beli motor hingga memasuki bisnis real estate. Banyak yang berhasil, tidak sedikit pula yang gagal. Semuanya dicoba, jatuh bangun dilakoninya. Memang demikian yang seharusnya.