Skenario munculnya nama Prabowo dan Anies dalam bursa persaingan Capres nanti, bisa dipastikan tidak bakal terjadi. Ada kemungkinan Prabowo sendiri yang akan 'mundur' meski ada desakan dari Gerindra. Bagi Prabowo, visi misi menyelamatkan negeri ini tidak harus ditunjukkan secara langsung lewat campur tangan dia secara fisik. Melainkan bisa melalui tangan-tangan orang lain yang dibinanya.
Jika Elektabilitas Prabowo Anjlok
Salah satu hasil survey yang ditunggu oleh PDIP adalah elektabilitas orang-orang yang dikedepankan, baik dari kalangan internal PDIP seperti Puan dan Ganjar, maupun dari luar partai seperti Prabowo, Ridwa Kamil dan Anies Baswedan.
Menurut  hasil survey dari CPCS, empat nama di atas adalah yang terkuat muncul sebagai kandidat Capres 2024, dengan urutan Prabowo (18.4%), Ganjar Pranowo (13.5%), Ridwan Kamil (11.3%) dan Anies Baswedan (10.6%). Kriteria yang digunakan dalam survey ini adalah karakter personal sang calon, terdiri dari sejumlah dimensi utama, yaitu kompetensi, integritas, dan akseptabilitas (Pikiran Rakyat-Cirebon, 21/8/2020). Â
Hasil survei yang dirilis oleh dua lembaga lainnya, yaitu Indo Barometer dan Parameter Politik Indonesia-Political Research and Consulting (PPI dan PPC) juga menempatkan Prabowo sebagai kandidat capres terkuat untuk Pilpres 2024, mengalahkan tiga nama-nama di atas, termasuk Sandiaga Uno (CNN Indonesia, 12/6/2020).
Bukti ini menunjukkan bahwa nama Prabowo masih tetap sebagai primadona dalam Capres 2024 nanti. Hanya saja, angka-angka di mana elektabilias Prabowo walaupun berada di papan atas, paling tinggi masih 18%.Â
Adalah tidak mungkin kemenangan seorang preseiden hanya dengan sebanyak 18% dari seluruh suara yang ada. Masih ada kemungkinan terjadi perubahan elektablitas ini karena Pemilu 2024 masih jauh.
Tidak menutup kemungkinan, elektabilitas Prabowo bakal anjlok dari pendukungnya yang dulu sempat kecewa. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif, yang menyatakan bahwa ada hal yang sulit dilupakan oleh alumni 212 dari sikap Prabowo (CNN Indonesia, 12/6/2020). Jumlah mereka di atas 7 jutaan suara.
Jika ini terwujud, niat PDIP untuk mengusung Prabowo, akan dibayang-bayangi oleh lirikan nasionalis Ketum PDIP terhadap sosok Anies Baswedan.Â
Itupun, jika motivasi PDIP murni atas dasar mengedepankan prinsip, bahwa yang ada pada dunia politik adalah kepentingan abadi, bukan sentimen pribadi.
Malang, 4 September 2020
Ridha Afzal