Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo: The Silence of The Strategist

22 Agustus 2020   11:40 Diperbarui: 22 Agustus 2020   11:35 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: chinadaily.com

The 'Silent' of Sang Letnan Jenderal

Semua mengakui, Prabowo orang pintar. Putera dari ekonom terkenal Indonesia, Soemitro Djojohadikoesoemo, Anak orang kaya. Prabowo aslinya memang kaya lewat orangtuanya.

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ( LHKPN) dari laman resmi Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), Prabowo melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2019. 

Pelaporan harta dalam LHKPN dilakukan dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan. Total kekayaannya sebesar Rp 2 triliun atau tepatnya Rp 2.005.956.560.835. Kekayaan terbesar milik Prabowo disumbang oleh aset berupa surat berharga dengan nilai Rp 1.701.879.000.000. 

Ini wajar, mengingat Prabowo memiliki banyak perusahaan dan portofolio investasi. Disusul sumber kekayaan terbesar lainnya yakni aset properti berupa tanah dan bangunan dengan taksiran nilai Rp 251.704.288.000. (Kompas.com. 6/7/2020).

Inilah salah satu faktor yang mendorong pendukung Prabowo loyal terhadapnya, karena Prabowo yang sudah kaya tidak seperti politisi lain yang masuk dunia politik untuk mengejar kekayaan. Namun tidak demikian dengan Prabowo.

Diamnya Prabowo, kata seorang teman saya yang banyak mendengar dari dekat tentang Prabowo ini, karena Prabowo ada di 'dalam'. Otomatis dia 'terikat'. Misalnya, munculnya KAMI atau KITA, di mana sebagian besar motor KAM adalah orang-orang yang berada di seliling Prabowo saat Pemilu 2019 lalu, bukan berarti Prabowo 'netral'. Dalam politik, tidak ada kata 'netral'. Selalu ada kata 'berpihak'. Meskipun kata 'berpihak' ini berubah-ubah.

Politik tidak mengenal kata abadi dalam keberpihakan. Kalau saat ini Pak Jokowi masih tergolong dekat dengan Ibu Mega, bukan berarti nanti tahun 2024 tidak berubah. Demikian pula anaknya, Gibran yang beberapa hari alu mengidolakan semua penggede PDIP. Ketika sebuah kepentingan berputar, politisi mengikuti arusnya.

Prabowo bisa saja merapat ke PDIP, bersanding dengan Puan di 2024. Atau mengangguk ajaka KAMI, duet dengan Gatot Nurmantyo. Atau nuruti kemauan Gerindra, bersama Anies Baswedan. Atau ada kejutan lain yang kita tidak tahu. There is always an interest in politics.

Yang pasti, Prabowo punya rencana, strategi yang dia tidak ungkapkan di media massa. Kita hanya mengira-ira, arahnya akan ke mana. Prabowo juga tetap akan mendapatkan 'bisikan' baik dari Gerindra, maupun koalisinya, untuk maju atau berubah setiap saat.

Diamnya air laut bisa diduga kedalamannya. Diamnya Prabowo, siapa bisa sangka, apa rencananya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun