Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Melamar Kerja Tanpa "Orang Dalam"

5 Agustus 2020   06:37 Diperbarui: 5 Agustus 2020   06:25 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pernah mengikuti sebuah interview di satu perusahaan besar di Aceh. Jujur saja, waktu itu saya punya orang 'dalam' (OD), kerabat lumayan dekat. Sebenarnya walaupun ada keinginan dan 'sedikit' harapan, tetapi saya tidak terlalu serius. 

Mungkin karena hasrat saya ingin ke luar dari Aceh lebih besar dari pada mendapatkan pekerjaan ini. Jadi, ketika diumumkan tidak diterima, saya menyikapinya biasa saja. Alhamdulillah, saya mendapatkan pekerjaan dengan mudah.

Di tempat kali pertama ini, saya bekerja di sebuah klinik milik yayasan pendidikan Islam terbesar di Aceh. Untuk masuk tidak gampang. Yang ini, sebenarnya saya juga punya kenalan. Boleh disebut juga sebagai OD. Akan tetapi saya juga punya catatan 'baik' (Baca: Prestasi). 

Jadi, meskipun masuk ikut interview karena ada OD, tidak serta merta bisa diterima. Ada sekitar 30 orang peserta. Diambil 4 orang. Kami bersaing 1:7.  

Kerja di klinik hampir dua tahun, saya pindah ke Malang. Ini pun, karena saya sudah kenal seseorang yang bersedia menampung untuk sementara sebagai karyawan di sana. Tentu saja saya sebut OD. Kini, sudah hampir dua tahun. 

Kalau soal penghasilan mungkin tidak seberapa. Akan tetapi saya medapatkan ilmu dan pengalaman yang luar biasa. Saya gunakan peluang ini untuk batu loncatan.

Dari sekian ilmu dan pengalaman yang saya dapat selama di Malang, yang berharga adalah bagaimana melamar pekerjaan jika tidak punya 'Orang Dalam'?  Ini bukan 'Tips'. Hanya sharing pengalaman. Ada 5 langkah.  

Siapkan Good CV

Beberapa kali saya ikuti interview. Yang terbanyak untuk peluang kerja ke luar negeri. Jerman, Belanda, Saudi, Kuwait dan USA. Meski tidak diterima, saya tidak menyesal. Karena saya tergolong Newbie. 

Lagian, tujuan utama bukan untuk diterima tidaknya di tahap awal. Yang penting ikuti proses dulu. Nanti pasti jika sudah tampil lebih baik, mereka tidak akan salah pilih.

Pastikan CV sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang mereka minta. Saya punya 6 macam CV dengan lapangan kerja yang berbeda. Saya suka CV yang berbahasa Inggris. It is OK koq. Meskipun saya layangkan ke perusahaan Indonesia, CV saya tidak pernah dikembalikan oleh HRD hanya karena berbahasa asing. Malah tampak keren.

Dengan begitu, tanpa 'Orang Dalam' (OD) tidak masalah. CV yang tampak keren akan membantu nama baik. Sehingga bukan tidak mungkin, CV saya dipisahkan dari CV lain yang 'kelasnya' rata-rata.
 
Pelajari Job Des

Biasanya setiap lowongan kerja pasti disebutkan jobdes atau tugas-tugas pokoknya. Ini sangat penting agar pelamar memperoleh gambaran apa yang akan kita kerjakan dan mengetahui tugas serta tanggungjawab di tempat kerja. Saya selalu menyoroti bagian ini. Yakni tugas-tugas yang kita lakukan apakah sesuai dengan latar belakang pendidikan, profesi atau pengalaman kita.

Jika sudah mengetahui jobdes, CV bisa kita modifikasi. Ini penting karena dalam interview biasanya ditanyakan apakah yang kita kerjakan saat ini. Dengan memodifikasi CV, memasukkan sebagian jobdes mereka dalam CV kita, berarti kita sudah menjawab sebagian kriteria.

Pihak interviewer pasti akan menanyakan pekerjaan kita saat ini yang bisa diketahui lewat rangkuman tugas dan tanggungjawab di tempat kerja sekarang. Interviewer juga akan melihat apakah ada hubungan dengan jenis kerja yang kita lamar.

Karena itu, kalau menulis CV jangan hanya menyantumkan pengalaman kerja di mana, sebagai apa dan kapan. Sertakan juga ringkasan tugas-tugas serta tanggungjawab di tempat kerja. Penulisan bagian ini akan membantu CV anda tersusun lebih baik. Ini sangat membantu diseleksi. Minimal akan ikut interview, meski tanpa OD.  

Belajar Interview

Sering mengikuti interview itu banyak hikmahnya. Makin terampil dalam komunikasi, makin bertambah rasa percaya diri, mempelajari banyak teknik interview, nambah wawasan dan bisa mempelajari karakter pewawancara.

Ada banyak teknik interview yang bisa kita pelajari di internet. Baik tertulis maupun lewat video. Pastikan sudah mengidentifikasi daftar pertanyaan yang akan muncul. Makin banyak, semakin baik. Pertanyaan bisa anda bagi dalam 3 kelompok. 

Pertanyaan umum, misalnya tentang identitas pribadi (nama, umur, alamat). Bagian kedua tentang pendidikan, pelatihan dan keterampilan yang kita kuasai. Pertanyaan bagian ketiga tentang: pengalaman kerja, di mana, kapan, sebagai apa serta apa saja yang kita kerjakan.

Sesudah itu, berlatih menjawab semua pertanyaan. Minimal 20 pertanyaan anda buat. Dengan melatih diri bertanya dan menjawab ini, akan membantu 75% anda siap menghadapi interview. Anda tidak akan terlalu tegang serta menambah rasa percaya diri. Kesiapan diri pada tahap ini membuat kita yakin, meski tanpa memiliki OD tidak masalah.

Pastikan Siap pada Hari 'H'

Memastikan kesiapan pada bagian ini harus bisa diukur. Catat dalam bentuk checklist yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi atau diminta perusahaan (syarat administrasi, kompetensi serta teknis). Yang sudah terpenuhi anda beri tanda centang.

Sebagai contoh: CV, pas foto, KTP, izin orangtua, ijazah, sertifikat pelatihan, surat pengalaman kerja, semuanya kita perlu dicatat. Masukkan dalam Map terpisah. Checklist bagian kedua mencakup kesiapan menghadapi interview: menyusun daftar pertanyaan, menjawab pertanyaan, belajar panduan interview lewat internet, menyiapkan pakaian, tiket atau sarana transport jika dibutuhkan. 

Simpan nomer Telepon atau WA HRD bila perlu.
Kesiapan ini membantu keyakinan diri untuk optimis bisa melewati hingga tahap akhir seleksi. Tanpa OD no problem at all. 

Positive Thinking

Ini langkah terakhir. Memiliki keyakinan dan rasa percaya diri itu sangat penting. Berusaha keras sebelum mendapatkan kerja itu tugas kita. Selebihnya, hasil akhirnya bukan kita yang memutuskan. Oleh sebab itu penting memiliki cara pandang yang positif (Positive Thinking).

Setiap manusia memiliki cara pandang dan berbagai pertimbangan yang berbeda dalam memandang sesuatu, termasuk dalam perolehan peluang kerja. Misalnya, kita merasa bahwa sudah memenuhi syarat (ijazah, keterampilan, pengalaman kerja serta kondisi kesehatan). 

Namun bisa jadi pertimbangan HRD beda. Misalnya, HRD minta orang lokal (penduduk setempat). Memang ini terkesa diskriminatif. Makanya perlu berfikir positif. Lagian, mungkin ini belum rejeki kita.  

Kesimpulan

Singkatnya, kalau sudah berusaha keras belum juga diterima, cobalah berfikir bahwa Tuhan memiliki 'Rencana' lain yang 'lebih baik baik' untuk kita. Dengan demikian, kita tidak kecewa. Pasti ada banyak hikmah di balik tidak diterimaya kita saat melamar pekerjaan.

Akan tetapi jika sudah seringkali melamar serta interview ternyata sekian kali itu pula mengalami kegagalan, kita perlu introspeksi. Bisa jadi: jenis kerja kita beda, gaji yang kita harapkan terlalu tinggi, atau kualifikasi kita tidak matching dengan persyaratan mereka. Atau, rejeki kita bukan di sini.

Jangan menyerah! Suatu saat nanti pasti ada masanya kita bakal diterima dan mendapatkan kerja mapan dengan penghasilan layak. Yakinlah, rejeki manusia tidak bakal tertukar.

Malang, 5 August 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun