Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kegagalan Belanda Membangun Profesi Keperawatan di Indonesia

12 Juni 2020   19:30 Diperbarui: 12 Juni 2020   19:31 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Sumber: Enjoy Nursing, Hardy, 2013

Walaupun kiblat pendidikan nursing kita dewasa ini tidak mengacu ke sana, sisa-sisa praktik di sejumlah rumah sakit, panti asuhan dan klinik, masih terasa Belandanya hingga kini. Itu sebagai bukti, ternyata, meski menyandang predikat sebagai penjajah, nama Belanda belum seluruhnya 'lenyap' dari negeri ini.
 
Lembaga seperti RS, yayasan panti asuhan, sekolah-sekolah yang berada di bawah manajemen Belanda biasanya terawat baik. Gedung, penataan halaman, taman, ruangan, alat-alat perabotan, umumnya tertata rapi. Baik itu peralatan ruangan, kantor, bangku, kursi, meja hingga buku-buku. Kesannya, sungguh teratur. Bahkan budaya serta etos kerjanya harus diakui baik.
 
Sayangnya, Belanda gagal mendidik bangsa kita  dalam yang terkait dengan rajin memelihara ini, kecuali yang tersisa di RS atau yayasan yang saya sebut di atas. Belanda gagal juga dalam memasyarakatkan bahasa, pendidikan, politik, ekonomi, budaya dan agama, meski sudah 350 tahun mendekam di Nusantara. 

Dalam bidang pendidikan keperawatan, Belanda hanya 'berhasil' merintis sampai jenjang yang tidak lebih dari kelas III SLA level pendidikan profesi perawat kita.
 
Hingga tahun 1945 kita merdeka sampai tahun 1980-an, atau sekitar 40 tahun sesudah itu baru ada pendidikan setingkat sarjana. Level diploma tiga saja marak pada akhir tahun 1980. Itu artinya system pendidikan yang dibangn oleh Belanda tidak tertanam di bumi kita. 

Beda dengan India yang ada di bawah Inggris. Tahun 1947, nursing council di India dibentuk pada tahun 1949, atau dua tahun sesudah mereka medeka. Di kita, hingga kini, 75 tahun merdeka, belum ada.

Memang tidak perlu dan tidak ada gunanya menyalahkan Belanda dengan adanya kekurangan atau kelemahan sistem pendidikan keperawatan ini. Adalah kesalahan kita sendiri mengapa 75 tahun sudah merdeka, masih seperti ini kondisinya.

Memang sih, mestinya Belanda 'bangga' seandainya dulu sebagai penjajah, bisa meninggalkan sistem pada salah satu pendidikan profesi kesehatan tertua di negeri ini, kayak Inggris. Sayangnya, sistem yang dibangun 100 tahun lalu oleh Belanda rendah banget. Padahal perawat di Amerika Serikat (tahun 1909 di University of Minnesota) sudah ada yang sarjana.

Bisa jadi, saat ini Belanda bertanya, 75 tahun merdeka, Pemerintah Indonesia, melalui Kementrian Kesehatan, ngapain aja, koq yang namanya Nursing Council saja belum terbentuk? Ada yang bisa bantu jawab?  

Malang, 12 June 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun